tomat
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Penyebaran Tomat
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian
yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan
Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang
beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh
burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran
tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di
Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat
sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Jenis Tanaman
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar
4 bulan. Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicorn
Spesies : Lycopersicon esculentum Mill.
Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.
Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.
B. Manfaat Tanaman
Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin
dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga
mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah
komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,
penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan
kosmetik dan obat-obatan.
Syarat Pertumbuhan
1.
Iklim
A.
Curah
hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun.
Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama
di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak
hujan) juga dapat menghambat persarian.
B.
Kekurangan
sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit
maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan
vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara
yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14
jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per
jam.
3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari
18-29 derajat C dan pada malam
hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakanheater (pemanas)
untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas
dari heaterdisalurkan ke dalam green house melalui
saluran fleksibel warna putih.
4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan
merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2
menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi,
kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu
tanaman.
Media Tanam
1.
Tanaman tomat dapat ditanam di
segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan
air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh
karena itu air tidak boleh tergenang.
2. Tanah dengan derajat keasaman
(pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat.
3. Dalam pembudidayaan tanaman
tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak
perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat,
baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya.
Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas
berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai
ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas
berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang
cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas
tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.
BAB II
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.
PEMBIBITAN
Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk
seleksi biji/benih tanaman tomat adalah:
a)
Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya
sulit tumbuh.
b)
Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau
penyakit.
c)
Benih atau biji bersih dari kotoran.
d) Pilih
benih atau biji yang tidak keriput.
Penyiapan Benih
Pengadaan benih tomat dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap
tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan
dengan membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan
benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.
Teknik Penyemaian Benih
Benih atau biji-biji tomat yang
telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih
kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih
tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah
tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5
cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk,
kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan
menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan
kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1
atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat
langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam
berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag
diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah
biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama awal pertumbuhan,
pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara intensif dengan
pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan:
1.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sejak benih
ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus,
agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh.
1.
Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan dengan
cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan
sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman.
1.
Pemupukan
Pada media persemaian selain
diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya
sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.
1.
Pencegahan dan pemberantasan hama
penyakit
Hama yang umumnya menyerang benih
atau bibit di pesemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan
golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari
golongan cendawan. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat
dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang
dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari
golongan serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh
golongan jamur. Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3
g, Dithane Hostathion dan Antracol.
Pemindahan Bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke
kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan penanaman
ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur
30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya
produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih
sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik., yaitu penampakannya segar dan
daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya
dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit
tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuaca belum
panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit
dari persemaian yaitu :
1. Sistem cabut, yakni bibit yang
telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namun,
sebelum dilakukan pencabutan bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk
memudahkan pencabutan dan tidak merusak akar.
2. Sistem putaran, yaitu bibit
diambil beserta tanahnya. Namun, sebelum bibit diambil tanah dibasahi dengan
air telebih dahulu.
Kedua cara tersebut terutama
ditujukan untuk pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng tanah
persemaian sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbung atau polybag
cara pemindahannya adalah basahi bumbung terlebih dahulu, kemudian keluarkan
bibit dari bumbung beserta tanahnya dengan menyobek kantong polybag.
Pengolahan Media Tanam Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
Pengolahan Media Tanam Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
Pembukaan Lahan.
Pengolahan tanah yang intensif pada
dasarnya melalui 3 tahap.
1. Tahap pertama adalah membalik
agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke
permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang
ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan
kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar
bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahaya
matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari
dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman.
2. Tahap kedua, tanah digemburkan
dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yang gembur
atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan
tahap ini dibiarkan selama 1 minggu.
3. Tahap ketiga, dilakukan pemupukan
dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15-20 ton/ha. Pemberian pupuk
kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat
mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini,
tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan
diratakan.
Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai
dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar
penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan
bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat
dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan
lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada musim
penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran
parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar
bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran
pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
Pengapuran
Hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah-tanah
yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman.
Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada
umumnya akar tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman
dapat menderita gangguan pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat
digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok. Pengapuran,
selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah,
mendorong aktivitas mikroorganisme tanah dalam membantu proses penguraian bahan
organik tanah dan menurunkan zat yang bersifat racun tanpa menghilangkan
zat-zat penting yang lain. Dosis pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah
setempat.
Pemupukan
Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan
harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Kompos atau pupuk kandang yang
telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh bedengan.
Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan
TSP tercampur merata dengan tanah.
2. Pada jarak yang telah ditentukan
dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubang
tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu
genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah,
kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang, TSP dan tanah
tercampur rata.
Pemberian Mulsa
Dewasa ini penggunaan plastik
hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para
petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan
dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.
Teknik Penanaman
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam
jarak tanam yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
1.
Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm
x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Cara menanam
dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong)
sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.
1.
Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah
80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm. Bentuk yang
digunakan dapat berupa bujur sangkar, segipanjang atau segitiga sama sisi.
Selain itu dapat juga dibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan
berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan
tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah.
Pembuatan Lubang Tanam
Bedengan yang telah dipersiapkan
untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu
supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat
lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat
sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.
Cara Penanaman
Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim
kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau
pakailah mulsa plastik hitam perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus
sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Apabila tomat ditanam pada
musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada
bedengan yang akan ditanami.
B.
PEMELIHARAAN
TANAMAN
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman
yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil.
Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu
sudah terlihat adanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak
normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus
diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan
untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya
bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.
Cara penyulamannya adalah apabila
tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut,
kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan
diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru
ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu.
Penyiangan
Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman
tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara.
Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat
menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan
menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan
mengurangi gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi
kebun.
Pembubunan
Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki
peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang
ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan
tanaman akan menjadi cepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan.
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak
merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang
berbahaya.
Perempalan
Perempalan
1. Tunas yang tumbuh di ketiak daun
harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempalan paling
lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas,
perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut
dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek.
2. Perempalan yang baik dilakukan
pada pagi hari agar luka bekas rempalan cepat kering dengan cara: ujung tunas
dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas
tersebut lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan
sukar putus.
3. Tunas yang terlanjur menjadi
cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
4. Ketinggian tanaman tomat dapat
dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah
mencapai 5-7 buah.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan merangsang
pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah:
1. Setelah tanaman hidup sekitar 1
minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan
KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan
dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat
kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak
boleh mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.
2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.
3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.
2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.
3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.
Penyiraman dan Pengairan
Kebutuhan air pada budidaya tanaman
tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan air. Pemberian air
yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh
memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit.
Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan
patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen
dalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar
dari dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses
oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian
menyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan
sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).Kekurangan
air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila
kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan
kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan. Pemasangan
Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk
mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.
Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu
atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya. Untuk
penanaman dalam green house yang modern dapat menggunakan tali
(warna putih) seperti yang terlihat dalam gambar sebelah.
2.
Pemasangan ajir dilakukan sedini
mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak
putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit
yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
3.
Cara memasang ajir bermacam-macam,
misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga
membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau
minyak tanah.
4. Tanaman tomat yang telah
mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan
terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan
dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan
ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus
dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan
pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan
pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada
varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur panen
lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa
dipetik buahnya. Penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering
kali kurang tepat karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti:
keadaan iklim setempat dan tanah. Kriteria masak petik yang optimal dapat
dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang
tanaman, yakni sebagai berikut :
a)
kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
b)
bagian tepi daun tua telah mengering.
c)
batang tanaman menguning/mengering.
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore)
juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang
baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang
dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada
siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat
gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari
dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat
proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat
menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
Cara Panen
Cara memetik buah tomat cukup
dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus.
Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah
matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan
ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan
hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat
dibuatkan tenda di dalam kebun.
Periode Panen
Periode Panen
Pemetikan buah tomat tidak dapat
dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan
waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali
sampai seluruh tomat habis terpetik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Waktu
yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada
saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
B.
Saran
Semua
hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik dari segi
kelengkapan alat maupun tenaga pengajar.
DAFTAR
ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Sejarah penyebaran tomat
B.
Pedoman teknis budidaya
BAB
II PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Pembibitan
B.
Pemeliharaan tanaman
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar
pustaka
Table
teknik penanaman
No
|
Tempat
|
Bulan
|
Hasil
|
1.
|
Kebun pertama
|
1 bulan
|
20 biji
|
2.
|
Kebun kedua
|
2 bulan
|
25 biji
|
Comments