Pengertian Hakekat


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari Mata Pelajaran AGAMA ISLAM khususnya yang membahas tentang materi  “HAKEKAT DAN SOPAN SANTUN”.
            Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
            Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Geertz, C. 1981. Abangan Santri Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Terjemahan. Jakarta: Pustaka Jaya.
  2. Hasan Basri. 1995. Remaja Berkualitas: Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Leech, G. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
  4. Majalah Jaya Baya nomor 10 tanggal 5 November 1995.
  5. Maryono Dwirahardjo. 1990. “Sopan Santun Masyarakat Jawa.” Pengabdian pada masyarakat di Kecamatan Karanggedhe, 13 November 1990.
  6. Suwadji, 1985. “Sopan Santun Berbahasa Jawa”. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
  7. Tanaya, R. tanpa tahun. Wulang Reh. Sala: Penerbit TB. Pelajar.


PENGERTIAN HAKEKAT
Banyak orang sangat berkepentingan dengan kata yang satu ini. Di Perguruan tinggi hampir semua dosen dan mahasiswa berhadapan dengan istilah hakekat. Namun tidak semua mahasiswa dan dosen memahami  pengertian “hakekat” dengan baik. Kata yang satu ini sangat gampang diucapkan dan sangat enak di dengar. Namun penggunaannya sering salah suai, alias tidak cocok dengan yang seharusnya ( makna yang dikandungnya). Tidak jarang kita temukan dalam karya ilmiah atau tidak, pengertian hakekat adalah peran-peran atau fungsi-funsi dari manusia. Sebagai contoh dalam sebuah literatur saya membaca, yang kutipannya sebagai berikut; …” Secara filosofis hakikat manusia merupakan kesatuan integral dari potensi-potensi esensial yang ada pada diri manusia, yakni:

  1. Manusia sebagai makhluk  pribadi
  2. Manusia sebagai makhluk social.
  3. Manusia sebagai makhluk susila
  4. Manusia sebagai religious.
Bukankah kata-kata “manusia sebagai”  menujukan fungsi yang dijalankannya di dalam kehidupan keseharian ? Padahal “fungsi” itu terletak ( keberadaannya) pada hakekat dari manusia.
Berikut ini peulis mencoba menjelaskan pengertian hakekat sebatas kemampuan  yang ada. Hakekat adalah apa yang membuat sesuatu terwujud. Hakekat mengacu kepada  faktor utama yang lebih fundamental. Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensinya itu tidak dapat dipungkiri atau dinafikan. Keberadaannya (eksistensinya) di setiap tempat dan waktu tidak berubah.
Untuk  lebih  memudahkan  pemahaman  kita   selanjutnya ,  ada baiknya mari kita mengenal hakekat manusia sebagai contoh. Hakekat merupakan inti pokok dari sesuatu, dengan hakekat itulah sesuatu bereksistensi. Maka pada manusia  sebagai makhluk Tuhan  terbentuk atau terujud  oleh  jasad dan roh. Jadi hakekatnya  sebagai  esensi  dari manusia itu yakni   ikatan  jasad dan roh. Dalam hal ini perlu diingat adalah setelah roh ditiupkan atau dimasukan kedalam jasad oleh sang Maha Pencipta, maka roh tersebut berubah namanya menjadi nafs ( jiwa).
Suatu esensi adalah satu kesatuan yang tidak dapat dibagi dalam bereksistensi. Dengan kata lain hakekat atau esensi mengacu kepada hal-hal yang lebih permanen yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Suatu hakikat lebih mantap dan stabil serta tidak mendatangkan sifat yang berubah-rubah, parsial ataupun yang fenomenal. Maka yang namanya manusia (an-nas) adalah makhluk Tuhan yang memiliki jiwa dan raga. Keharmonisan ikatan (integritas) jasmani dan jiwa tersebut menjadikan manusia dapat bereksistensi. Dengan itu pula dia dapat menjalankan funsi-funsi kemanusiaannya. Pada  ”hakekat”  itu  terletak (terdapat) hal-hal lain yang menjadi atribut manusia.
Bila jiwa berpisah dengan raga maka hilanglah sebutan manusia. Kalau jasad saja mungkin bernama mayat dan jiwanya berobah namanya kembali sebagai roh. Dengan demikian kalau satu saja di antara faktor utama itu  yang ada maka manusia tidak bisa bereksistensi, dan fungsi-fungsi  manusia tidak dapat dijalankan. Itulah yang disebut dengan manusia telah mati.

PENGERTIAN  SOPAN SANTUN
Dalam interaksi sosial antar personal terjadi komunikasi aktif untuk menciptakan hubungan yang baik dan tertata. Komunikasi yang tercipta ini bukan sekadar hubungan personal semata, melainkan didasari oleh rasa tanggungjawab terhadap eksistensi kita sebagai manusia beradab. Dan, sopan santun adalah salah satu konsep komunikasi antar personal yang terbaik. Dengan menerapkan konsep ini, maka diharapkan kondisi kehidupan dapat menjadi lebih baik.
Dalam konteks luasnya, sopan santun adalah adab kebiasaan positif yang diterapkan dan diberlakukan dalam komunikasi masyarakat. Setiap orang berusaha untuk menampilkan yang terbaik bagi dirinya dan kehidupannya.
Apalagi dengan perubahan pola hidup menuju globalisasi yang menuntut setiap orang untuk siap berinteraksi dengan banyak orang, maka dibutuhkan sikap hidup positif. Dengan sikap hidup positif ini, maka tingkat respon masyarakat atas keberadaan kita akan memuaskan.
Terapkan sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat, maka keberadaan diri kita akan semakin jelas dalam tata aturan kehidupan masyarakat. Bagaimana nilai diri kita sangat tergantung pada bagaimana kita bersikap dalam kehidupan ini.
Sopan Santun Adalah Cermin Diri Kita
Sopan santun adalah simbol keberadaban sebuah komunitas. Semakin tinggi nilai sopan santun suatu bangsa, maka semakin beradab bangsa tersebut. Bangsa-bangsa yang mengedepankan konsep sopan santun dalam kehidupan bangsanya, pasti mempunyai posisi khusus dalam pergaulan antar bangsa di dunia.
Dengan pengertian lain, sopan santun adalah cara yang kita terapkan dalam kehidupan untuk memberikan cerminan kondisi diri kita. Sopan santun ini merupakan pengejahwantahan sikap dasar yang ada di dalam diri kita. Semakin kita memegang sopan santun dalam kehidupan kita, maka orang lain semakin tahu bagaimana kualitas diri kita.
Masyarakat adalah dewan penilai diri kita. Oleh karena itulah, kita harus berbaik-baik dalam bersikap terhadap masyarakat. Jika kita menginginkan nilai kita positif, maka lakukanlah hal-hal positif yang kita miliki. Jangan segan-segan untuk menampilkan  sisi positif dalam aplikasi kehidupan.
Kita harus menyadari bahwa sopan santun yang kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat adalah cerminan diri kita seutuhnya. Orang akan segera tahu bagaimana nilai diri kita hanya dari bagaimana sikap kita. Hal ini tidak dapat kita hilangkan sebab merupakan bagian integral dalam kehidupan kita.
Definisi Sopan Santun Dalam Hubungan Sosial Masyarakat
Setiap masyarakat mempunyai tata aturan masing-masing dan seringkali tidak sama antara masyarakat satu dengan satunya. Sebagaimana pepatah mengatakan “lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalangnya”. Maka tata aturan di masyarakat juga berbeda. Tetapi, setidaknya satu hal yang tetap berlaku, yaitu adab sopan santun dalam tata pergaulan manusia.
Memperhatikan hal tersebut setidaknya kita mempunyai banyak gambaran mengenai konsep dasar dari sopan santun itu sendiri. Kita dapat menarik banyak sekali konsep terkait dengan sopan santun. Setiap konsep yang kita miliki pada dasarnya mengarah pada bagaimana kehidupan yang lebih baik di masyarakat.
Dalam konteks kita kali ini, sopan santun itu dapat didefinisikan sebagai:
Sopan Santun adalah Kondisi Halus dan Baik Budi Bahasa
Budi bahasa seseorang dalam tata pergaulan antar personal di masyarakat sangat penting. Hal ini karena dalam pergaulan, kita selalu berinteraksi dengan orang lain yang mungkin mempunyai karakter berbeda dengan kita, dan itu pasti.
Dalam konteks inilah, kita harus dapat mengelola budi bahasa kita sehingga orang lain merasa nyaman saat berinteraksi dengan kita. Rasa nyaman ini menjadikan setiap orang suka menjadi teman, kolega, atau yang lainnya dengan kita. Dan, hal ini sangat penting bagi keberlangsungan eksistensi diri kita.
Sopan santun adalah Sikap Sabar dan Tenang
Kondisi kehidupan ini bagaikan air laut, kadang tenang, tetapi kadang ganas menakutkan. Kadang air mengalun tenang dengan riaknya yang berkecipak, tetapi pada saat lainnya, air dapat menjadi bah dan menenggelamkan semuanya.
Dalam kondisi inilah sikap sabar dan tenang merupakan bekal untuk menciptakan interaksi sosial yang terbaik. Orang-orang senang dengan kita sebab kita dapat menyesuaikan kondisi.
Sopan santun adalah Sikap Penuh Belas Kasihan
Orang-orang yang mempunyai sopan santun tinggi adalah orang-orang yang di dalam kehidupannya penuh rasa belas kasihan sesamanya. Mereka begitu respek terhadap setiap kejadian yang ada di masyarakat. Mereka memberikan perhatian ekstra terhadap orang-orang yang membutuhkan eksistensinya.
Mereka adalah orang-orang yang siap memberikan pertolongan, tanpa pandang bulu. Dengan konsep kasih sayangnya, maka kehidupan menjadi lebih baik.

Sopan santun adalah Sikap Suka Menolong
Sopan santun juga diartikan sebagai sikap hidup yang suka menolong orang lain. Mereka yang mempunyai sopan santun tinggi, tentunya dalam kehidupannya mempunyai konsep hidup untuk saling menolong.
Sikap saling menolong atau keinginan untuk menolong orang lain merupakan konsep dasar pola kehidupan bermasyarakat, bersosial. Oleh karena itulah, maka setiap orang seharusnya mengembangkan sikap sopan santun ini dalam kehidupannya.
Begitulah pengertian sopan santun yang seharusnya menjadi bagian integral diri kita. Bahwa sopan santun adalah menunjukkan siapa diri kita. Oleh karena itu bersikaplah sopan dan santun agar masyarakat mengetahui diri kita yang terbaik.


Comments

Popular posts from this blog

NERACA OHAUS

MAKALAH FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Contoh Laporan Praktik Kerja Industri TKR (SMK)