Lari Estafet


DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                                                                       
Kata Pengantar                                                                                                                      
Daftar Isi                                                                                                                                
BAB I.  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah                                                                                            
B.     Pembatasan Masalah                                                                                                  
C.     Rumusan Masalah                                                                                                      
D.    Tujuan                                                                                                                        
E.     Manfaat Penelitian                                                                                                     
BAB II.  KAJIAN PUSTAKA
A.    Kerangka Teori                                                                                                          
B.     Kerangka Berfikir                                                                                                      
BAB III.  PELAKSANAAN PENELTIAN
A.    Metode Penelitian                                                                                                      
B.     Alat Pengumpulan Data                                                                                            
C.     Analisis Data                                                                                                             
BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian                                                                                                          
B.     Pembahasan                                                                                                               
BAB V.  PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                                
B.     Saran                                                                                                                          
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, hasil yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu cukup lama. Oleh karena itu, jasmani dan olahraga terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal ini tentu diperlukan suatu tindakan yang mendukung terciptannya pembelajaran yang kondusif.
Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran Olahraga lari sambung di sekolah, menunjukkan bahwa banyak ditemukan masalah, kurangnya penguasaan ketampilan tehnik, maka perlu diajarkan secara mendalam tentang tehnik dasar olahraga lari sambung.
Sehubungan dengan masalah itu terutama teknik lari sambung, anak didik perlu diajarkan tentang lari sambung. Sesuai dengan perkembangannya, Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara begantian. Satu regu pelari sambung terdiri dari 4 orang pelari. Dalam pelombaan lari sambung pelari berlari dengan kecepatan penuh dengan memindahkan tongkat ke pelari berikutnya. Perpindahan tongkat harus berada di dalam daerah yang disebut zona panjang 20 m.
Berdasarkan dari hal itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Upaya Mengatasi Kesulitan pada Pembelajaran Lari Sambung atau Estafet“, karena pada hal ini sangat penting dicari solusinya.


B.     Pembatasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian penulis membatasi masalah sebagai berikut : Upaya meningkatkan ketrampilan tehnik Lari sambung atau estafet pada siswa
C.    Rumusan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis membuat masalah yang akan dibahas pada laporan ini dibatasi beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut Faktor apakah yang menyebabkan anak kesulitan melakukan Lari sambung ? Bagaimana cara mengatasi kesulitan anak melakukan Lari sambung di kelas Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo?
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
·         Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui bagaimana kondisi sistem pengajaran Lari Sambung di Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
2.      Mengetahui faktor – faktor yang menghambat penguasaan Lari Sambung yang baik dan benar pada siswa kelas Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo
3.      Mencari cara mengatasi masalah yang dihadapi siswi kelas Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo
4.      Memperoleh pengalaman dalam menyelenggarakan penelitian sederhana.

E.     Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, peneliti, dan bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
           

 1.      Siswa
a.       Siswa dapat mengetahui betapa pentingnya olahraga Lari Sambung.
b.      Siswa dapat melakukan Lari Sambung.
                        2.      Guru
a.       Sebagai bahan masukan dan menambah ilmu pengetahuan dari tehnik lari sambung.
b.      Meningkatkan kualitas kemitraan antara sekolah dengan ekstern sekolah.
                         3.         Penulis
a.       Untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan tehnik lari sambung  atau estafet.
b.      Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang didapat dari lembaga dengan yang didapat dari lapangan.












BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Kerangka Teori
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan nomor 4x400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja yang perlu diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang elah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut
Lari estafet 4x100 meter dan 4x400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4x100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor Olimpiade dan 4x400 meter dilombakan sejak tahun 1972
2.      Teknik Lari Sambung (Estafet)

Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian tongkat. Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan sukses.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah
·         Panjang tongkat : 28-30 cm
·         Diameter tongkat : 38 mm
·         Berat tongkat : 50 gr

Pada lari sambung ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat estafet dari pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat srtafet itu ada 2 macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual).

3.      Teknik Penerimaan Tongkat

Perlombaan lari sambung mengenal dua cara penerimaan tongkat, yaitu:
a.       Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4 x 400 meter.


b.      Keterampilan teknik penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak melihat
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam lari estafet 4x100 meter.

Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan yang tepat

1)      Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet

Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai keterampilan gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima dan memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan pemberian tongkat.
Lari sambung mengenal dua keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat, yaitu:
a.      Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan lainnya dirapatkan.
b.      Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada talapak tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar dan raji-jari angan lainnya rapat.
Pada keterampilan teknik pemberian tongkat dari atas, pemberian dan penerimaan tongkat dilakukan pada bagian tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan tangan kanan, penerima akan melakukannya dengan tangan kanan pula.

2)      Daerah Pergantian Tongkat Estafet Antarpelari

Suatu regu lari estafet yang terdiri dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan cepat dan sempurna. Cara menempatkan pelari-pelari tersebut adalah sebagai berikut.
·         Pelari ke-1 ditempatkan didaerah start pertama dengan lintasan di tikungan.
·         Pelari ke-2 ditempatkan didaerah start kedua dengan lintasan lurus.
·         Pelari ke-3 ditempatkan didaerah start ketiga dengan lintasan ditikungan
·         Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan linasan lurus dan berakhir di garis finish
3)      Latihan Memberi dan Menerima Tongkat Estafet dalam Bentuk Perlombaan

Tujuan: melatih kerjasama dalam ketepatan dan kecepatan berlari sehingga hasil akhir dapat tercapai dengan baik.
Cara Melakukannya:
1.      Buatlah beberapa regu estafet (masing-masing terdiri dari 4 pelari atau siswa) dan masing-masing pelari atau siswa ditempatkan dengan jarak 100 meter
2.      Setalah ada aba-aba ”bersiap” pelari pertama segera menempatkan posisinya (sikap start jongkok)
3.      Setelah ada aba-aba ”ya”, pelari tersebut berlari secepat-cepatnya menuju pelari atau atlat kedua yang sudah siap untuk menerima tongkat
4.      Setelah keempat pelari menyelesaikan tugasnya dan pelari terakhir (keempat) masuk ke garis finish tanpa membuat kesalahan maka regu yang tiba di garis finish pertama keluar sebagai pemenang

4.      Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan Peraturan Perlombaan Lari Estafet
1.      Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
1.      Pemberian tingkat sebaiknyas ecara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada angan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima atau memegang tongkat dengan tangan kiri
2.      Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
3.      Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
4.      Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
2.      Peraturan Perlombaan
1.      Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan bagi pelari estafet 4x100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak terjadi pergantian tongkat.
2.      Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
3.      Tongkat estafet harus berukuran panjang tongkat 28-30 cm, diameter tongkat 38 mm, berat tongkat 50 gr
4.      Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai kedatangan pelari seregunya
B.     Kerangka Berfikir
Olahraga Lari sambung atau estafet selalu identik dengan permainan laki-laki karena permainan ini memerlukan olah fisik yang tinggi, dalam melakukan berbagai tehnik khususnya lari cepat, karena itu kurang diminati wanita. Permainan ini biasanya digemari oleh siswa, sedangkan siswi cederung kurang mengemari. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor seperti, kekuatan dan kelincahan. Untuk itu agar masalah ini dapat teratasi maka penulis berupaya melakukan berbagai cara yang relevan untuk untuk meningkatkan tehnik lari sambung dalam olahraga atletik pada siswa melalui latihan intensif dan kondusif. Pemberian motivasi dan penguatan serta tidak lupa memperhatikan porsi latihan dengan perkembangan fisik dan psikis siswa maupun siswi Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
BAB III
PELAKSANAAN PENELTIAN

A.   Metode Penelitian
1.      Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Tindakan Kelas ( Action Research)
2.      Rencana penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tindakan yang didalamnya terdapat empat tahap kegiatan yaitu : perencanaan , pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi ( Kurt Lewis ; dalam Rochiati 2006) : keempat fase dari siklus ini adalah :
b.      Perencanaan
c.       Refleksi Tindakan
d.      Pengamatan
a.      Tahap perencanan
Suatu perencanaan yang baik hendaknya memenuhi dua kriteria utama penelitian :
1.      Peneliti memahami perencanaan penelitian tersebut dengan baik.
2.      Perecanaan disusun untuk mempermudah penelitian tindakan tersebut.
b.      Tahap observasi
Merupakan tahap pengamatan terhadap proses atau hasil pembelajaran lari estafet pada kelas atau siswi yang menjadi objek. Prosedur ini dilakukan untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan kenyataan yang dihadapi.



c. Tahap refleksi
Tahap refleksi ini peneliti mengkaji , meihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dengan menggunakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil reflesi ini peneliti bersama-sama rekan guru dapat merevisi untuk memperbaiki Penelitian Tindakan Kelas.
d. Evaluasi
Siswi diberi evaluasi atau latihan dalam meningkatkan ketrampilan lari sambung/estafet.
B.     Alat Pengumpulan Data
a.      Metode Observasi
Penulis melihat secara langsung tentang keadaan atau kondisi siswa Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
b. Wawancara
Peneliti menggali informasi dengan berkomunikasi langsung dengan siswa Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo tentang kebiasaan siswi menggunakan passing.
c. Evaluasi atau Tes
Pengumpulan dengan berbagai cara evaluasi agar peneliti mengetahui sejauh mana kemampuan siswi dalam menguasai Lari Sambung yang disesuaikan fakta yang ada dilapangan.
C.    Analisis Data
Setelah data diperoleh terkumpul, maka data tersebut di dengan membandingkan data – data yang telah didapat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan penelitian guna mendapatkan informasi yang baik dan mudah dipahami, kemudian hasil dari metode – metode diatas dilakukan evaluasi atau tes.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di siswa Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo. Letak dan suasana SD cukup strategis yang cukup kondusif untuk melakukan proses belajar mengajar.
Dari segi fisik, bangunan SD ini cukup baik, walaupun ada beberapa gedung atau ruangan yang belum tersedia. Seperti Ruang guru dan perpustakaan. SD ini terdiri dari 9 ruangan, 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, ruang UKS, 1 gudang merangkap dapur, 1 WC guru dan 1 WC siswa.
Jumlah murid di kelas V SD ini berjumlah 13 siswa. Mengenai sarana dan prasarana yang dapat medukung kegiatan olahraga yang tersedia di SD ini tergolong lengkap
SIKLUS I
1.      Perencanaan Tindakan
Ada beberapa perencanaan tindakan pertama yaitu :
a.       Memilih siswa yang akan ikut dalam latihan lari sambung.
b.      Mempersiapkan perangkat belajar mengajar,seperti : tongkat, tali,dan lain –lain.
c.       Melakukan pre-tes dengan tehnik lari sambung.

2.      Pelaksanaan Tindakan I
a.       Waktu pelaksanaan tindakan atau latihan : Senin Pukul 07.00 – 08.05.
b.      Tempat pelaksanaan : Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
c.       Kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan rencana kegiatan, yaitu :
1.      Melakukan pre-tes selama 10 menit untuk memotivosi siswi menerima pelajaran atau latihan.
2.      Menjelaskan materi tentang Lari Estafet atau Lari Sambung.
3.      Guru membimbing siswa dann memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkannya.
4.      Guru mengadakan evaluasi.

3.      Observasi Tindakan I
a.       Kondisi pengajaran Lari sambung/estafet pada kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo sebelumnya.
Pelaksanaan kegiatan Lari sambung pada kelas V terlihat kurang aktif. Sebelumnya guru hanya menyajikan pokok bahasan yang tercantum dalam kurikulum, sementara kurikulum sendiri tidak terdapat pokok bahasan lari estafet.  Disamping itu juga kurang mengaktifkan program ekstra kulikuler untuk memberikan pendalaman materi yang perlu di ajarkan di jam luar sekolah, khususnya pada lari estafet yang sangat memerlukan waktu latihan yang cukup lama.  Selain itu juga lingkungan tempat siswa pun jarang diadakannya lomba ataupun latihan lari sambung.
Dengan menggunakan metode wawancara, penulis mengadakan tanya jawab kepada orang tua / wali murid mengapa anaknya tidak di ikutkan pada program ekstrakulikuler, orang tua menjawab, kemauan anak itu sediri yang kurang tertarik pada lari estafet karena memang butuh waktu lama untuk menguasainya.
b.      Pembelajaran Teknik dalam lari sambung atau lari estafet. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari
4. Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan pertama siswi masih lamban menerima penjelasan guru tentang lari sambung/estafet yang benar. Dalam mengatasi masalah ini pada kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo yaitu dengan cara guru sebaiknya menerapkan perpaduan sikap tehnik lari dan ketepatan waktu mengoper tongkat yang sebenarnya kepada siswa dan menjelaskan fungsi sikap tersebut, supaya siswa lebih memahami dan dapat melakukan lari estafet dengan baik dan benar.
Selain itu guru juga dapat melakukan penambahan jam pelajaran atau ekstrakulikuler yang sebaiknya minimal 2 kali semingggu. Disini maksudnya agar anak lebih banyak mencoba dan dapat melihat masalah tersebut agar anak terbiasa menggunakan Lari Sambung yang baik dan benar sesuai dengan tehnik-tehnik permainan.
SIKLUS II
1.      Perencanaan Tindakan II
Ada beberapa yang harus di persiapkan oleh peneliti pada tahap ini, antara lain :
a.       Mempersiapkan perangkat kegiatan belajar mengajar
b.      Mengadakan apresiasi dengan memotivasi siswi.
c.       Menjelaskan tehnik Lari Sambung yang benar.
d.      Memberi kesempatan kepada siswi untuk bertanya menuangkan idenya.
e.       Melakukan praktek dengan membimbing anak secara individual.
f.       Mengadakan evaluasi.
2.      Tahap Tindakan II
a.       Waktu pelaksanaan tindakan atau latihan : Senin Pukul 07.00 – 08.05.
b.      Tempat pelaksanaan : Kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
c.       Kegiatan belajar mengajar :
1.      Memberikan motivasi kepada anak agar semangat didalam latihan.
2.      Memberikan kepada siswi untuk praktek sendiri.
3.      Guru menjelaskan kembali tehnik Lari Sambung yang baik dan benar.
4.      Guru membimbing siswi dalam mempraktikkan tehnik Lari Sambung.
d.      Kegiatan inti dilakukan selama 90 menit.


3.      Observasi Tindakan II
Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus kedua ini ketrampilan lari sambung yang dimiliki siswi sudah meningkat dibandingkan dengan Siklus I. Dan di dalam melakukan latihan siswi sudah menunjukkan keseriusan dan semangat dalam olahraga Lari Sambung.
4.      Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan kedua ini siswi sudah menunjukkan ketrampilannya dalam melakukan lari sambung. Untuk proses belajar mengajar selanjutnya perlu lebih meningkatkan kembali tehnik lari sambung secara keseluruhan agar siswi dapat bermain voli dengan benar.
B.     Pembahasan
Hasil peneitian menunjukkkan bahwa proses latihan yang kondusif dapat meningkatkan ketrampilan dalam pembelajaran lari estafet dan dapat menggunakan  berbagai tehnik dengan benar.
Ketrampilan siswi meningkat karena siswa lebih aktif belajar dan tumbuhnya rasa percaya diri serta semangat didalam kelompok bermainnya. Yang lebih tampak kekompakan dan kejasama untuk memahami tehnik lari sambung ini dengan memecahkan kesulitan secara bersama.
Subjek penelitian ini adalah siswi kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo, maka siswi harus berprakarsa sendiri, mengamati, menganalisa, membantu penilaian dan sebagainya. Fungsi guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing sesuai dengan prinsip belajar dengan keaktifan dalam belajar dan mengikuti latihan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa bimbingan guru sebagai pendidikan sangat membantu menumbuhkan semangat dan motivasi kepada siswi untuk lebih meningkatkan ketrampilan tehnik Lari Sambung.  Sungguh pun demikian guru harus meyakinkan siswi bahwa belajar dan latihan secara efektif dan serius dapat berpengaruh pada keberhasilan siswi untuk meningkatkan ketrampilan dalam melakukan lari sambung dan hal ini juga tergantung kepada sejauh mana siswi dapat memanfaatkan waktu yang diberikan dan keseriusan siswi dalam mengikuti latihan baik dalam waktu pelajaran Penjaskes maupun waktu diberikan ekstrakulikuler.



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam melakukan Penelitian Tindakan kelas V SD Negeri 3 Depokrejo Kecamatan Trimurjo tentang “ Upaya Meningkatkan Tehnik Lari Sambung” dapat disimpulkan beberapa hal :
1.      Faktor – faktor yang menghambat kemampuan tehnik Lari Sambung diantaranya :
a.       Faktor kekuatan, siswi belum mampu mengembalikan bola ketempat lawan secara langsung.
b.      Faktor tehnik, siswi belum mampu memahami dan menerapkan rangkaian gerakan tehnik Lari Sambung dengan baik.
2.      Cara mengatasi tehnik Lari Sambung salah satu yaitu memberikan latihan yang khusus diluar jam sekolah tentang penerapan gerakan tehnik Lari Sambung agar lebih banyak mencoba dan bisa memecahkan masalah sendiri dengan bimbingan guru.
B.     Saran
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, guru pendidikan hendaknya dapat memotivasi siswi agar lebih kretif dan meningkatkan kemampuannya, khususnya dalam olahraga lari estafet. Selain itu juga guru harus membimbing dan mengarahkan siswa dalam meningkatkan ketrampilannya dalam tehnik Lari Sambung, dan yang paling penting adalah cara guru mengembangkan metode pembelajaran agar timbul kegairahan siswa untuk belajar, kemudian hendaknya siswi lebih giat belajar lagi.



DAFTAR PUSTAKA

http://dfmirdianto.blogspot.com/2009/11/lari.html
http://my.opera.com/Setiaadi/blog/index.dml/tag/ATLETIK%20NIIE%20!!!!
http://www.moccasport.co.cc/2009/02/lari-sambung.html

Comments

Popular posts from this blog

NERACA OHAUS

MAKALAH FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Contoh Laporan Praktik Kerja Industri TKR (SMK)