Makalah PHBS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Kewirausahaan dengan pokok bahasan “Penerapan PHBS di
Tatanan Pelayanan Kesehatan”.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami
selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah "tak
ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
Ucapkan terima kasih kami kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
PENYUSUN
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teori
B.
Promosi
Kesehatan
C.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
D.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Pelayanan Kesehatan
E.
Perlunya Pembinaan PHBS di tatanan Pelayanan Kesehatan
F.
Tujuan, Sasaran, dan Manfaat PHBS di Tatanan Pelayanan
Kesehatan
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana
kita berada jauh atau terbebas dari penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika
dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah,
memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu
akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan
penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik
berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan
gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang
menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya
menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak akan selalu sehat dan
kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa menjaga
diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang
mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah
dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara
untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat
adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular
(degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit
tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka
untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar
di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai
perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung,
atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan promosi
kesehatan ?
2. Bagaimana perilaku hidup bersih dan
sehat ?
3. Bagaimana penerapan PHBS di tatanan
pelayanan kesehatan ?
4. Apa tujuan PHBS di tatanan pelayanan
kesehatan ?
5. Apa manfaat PHBS di tatanan pelayanan
kesehatan ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan !
2.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) !
3.
Mahasiswa dapat mengetahui penerapan PHBS di tatanan
pelayanan kesehatan !
4.
Mahasiswa dapat mengetahui tujuan PHBS di tatanan pelayanan
kesehatan
5.
Mahasiswa dapat mengetahui manfaat PHBS di tatanan pelayanan
kesehatan !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di
dominasi oleh perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan
bahkan oleh masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan
adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau
individu itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi
tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya
dan juga ekonominya.
Sejalan dengan itu menurut Bloom (1974), derajat kesehatan
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku,
faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari ke-4 faktor
tersebut, faktor ke-2 yaitu faktor perilaku sangat berpengaruh dalam kesehatan
seseorang, terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik
dilingkungan pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi
harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat
serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari
menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat
dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini adalah untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam
mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan
kesehatan dapat tercapai maksimal.
B. Promosi Kesehatan
Promosi
kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni,
yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang
bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan
yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program
perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak,
program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta
didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat
memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini
organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai
promosi kesehatan : “Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete
physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able
to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope
with the environment“. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas
bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya
dan sebagainya).
Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan
batasan lain pada promosi kesehatan sebagai berikut : “Health promotion is
programs are design to bring about “change”within people, organization,
communities, and their environment ”. Artinya bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.
Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah
kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan
peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi kesehatan merupakan
proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat.
Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan
sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan
upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk kebijakan dan
peraturan perundangan.
Visi dari Promosi Kesehatan yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan
sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
Misi dari Promosi Kesehatan yaitu :
1.
Advokat
Melakukan kegiatan advokasi terhadap
para pengambil keputusan di berbagai program dan sektor yang terkait dengan
kesehatan.
2.
Menjembatani
Menjadi jembatan dan menjalin
kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
3.
Meningkatkan
Memberikan kemampuan atau keterampilan
kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri secara mandiri.
§ Aspek Penting
dalam Kesehatan
a) Lingkungan
b) Perilaku
c) Kesehatan
C.
PHBS (perilaku hidup bersih dan
sehat)
1.1 TUJUAN PHBS
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
memiliki tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
1.2 TATANAN PHBS
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1.
Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:
a.
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.
b.
Memberi bayi ASI eksklusif.
c.
Menimbang bayi dan balita.
d.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
e.
Menggunakan air bersih.
f.
Menggunakan jamban sehat.
g.
Memberantas jentik di rumah.
h.
Makan sayur dan buah setiap hari.
i.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
j.
Tidak merokok di dalam rumah.
2.
Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :
a.
Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
b.
Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
c.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d.
Olahraga yang teratur dan terukur.
e.
Memberantas jentik nyamuk.
f.
Tidak merokok.
g.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan.
h.
Membuang sampah pada tempatnya.
3.
Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :
a.
Kawasan tanpa asap rokok.
b.
Bebas jentik nyamuk.
c.
Jamban sehat.
d.
Kesehatan dan keselamatan kerja.
e.
Olahraga teratur.
4.
Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :
a.
Menggunakan jamban sehat.
b.
Memberantas jentik nyamuk.
c.
Menggunakan air bersih.
5.
Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :
a.
Menggunakan air bersih.
b.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
c.
Membuang sampah pada tempatnya.
d.
Tidak merokok.
e.
Tidak meludah sembarangan.
f.
Memberantas jentik nyamuk.
Namun yang akan dibahas disini adalah “Penerapan PHBS
Ditatanan Pelayanan Kesehatan”
D.
PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan
Institusi kesehatan adalah sarana
yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit,
puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk
memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan
mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Pelayanan Kesehatan
sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit,
infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat. Syarat
institusi sehat yaitu :
·
Menggunakan air bersih
·
Mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan sabun
·
Menggunakan jamban
·
Membuang sampah pada tempatnya
·
Tidak merokok di Institusi Kesehatan
·
Tidak meludah sembarangan
·
Memberantas jentik nyamuk
E.
Perlunya Pembinaan PHBS di tatanan
Pelayanan Kesehatan
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya
untuk mencegah penularan penyakit dan mewujudkan Institusi
KesehatanSehat.Oleh karena itu,
sudah seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga dan mendukung
terwujudnya Institusi kesehatan Sehat.
PHBS DI INSTITUSI
KESEHATAN
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.
F.
Tujuan, Sasaran, dan Manfaat PHBS di
Tatana Pelayanan Kesehatan Tujuan PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:
·
Mengembangkan perilaku hidup bersih
dan sehat di institusi kesehatan.
·
Mencegah terjadinya penularan
penyakit di institusi kesehatan.
·
Menciptakan Institusi kesehatan yang
sehat.
Sasaran PHBS di
Tatanan Pelayanan Kesehatan:
·
Pasien.
·
Keluarga Pasien.
·
Pengunjung.
·
Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
·
Karyawan di institusi kesehatan.
Manfaat PHBS di
Tatanan Pelayanan Kesehatan:
·
Bagi Pasien/Keluarga
Pasien/Pengunjung :
§ Memperoleh
pelayanan kesehatan di institusi
§ Kesehatan yang
sehat.
§ Terhindar dari
penularan penyakit.
§ Mempercepat
proses penyembuhan penyakit dan
§ Peningkatan
kesehatan pasien.
·
Bagi Institusi Kesehatan :
§ Mencegah
terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
§ Meningkatkan
citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
·
Bagi Pemerintah Daerah :
§ Peningkatan
persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah
Kabupaten/Kota yang baik.
§ Kabupaten/Kota
dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
Institusi Kesehatan.
Dukungan untuk PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan dapat terwu-jud apabila
ada keinginan dan kemampuan dari para pengambil keputusan di lingkungan
pemerintah daerah, institusi kesehatan dan lintas sektor terkait
Beberapa contoh perilaku di atas
terlihat sangat sederhana, seperti halnya pengertian PHBS sendiri yang terasa
begitu mudah dimengerti, namun diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dalam
penerapannya.
Untuk mengoptimalkan promosi
tersebut maka para provider kesehatan yang memiliki andil terbesar untuk
menyadarkan masyarakat.
Diharapkan untuk terus berkreasi
mensosialisasikan pentingnya perilaku yang tepat pada masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di
dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
2.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Antara lain :
·
Mandi dua kali sehari dengan sabun
mandi.
·
Menggosok gigi sehabis makan dan
waktu akan tidur.
·
Buang air besar dijamban/WC
·
Mencuci tangan setelah buang air
besar & sebelum makan dengan sabun
·
Membuang sampah ditempat sampah
·
Mengganti pakaian sekali sehari dan
pakaian jangan tetrlalu sempit
·
Pakaian dicuci sampai bersih dengan
sabun cuci
·
Memetong kuku setiap minggu
·
mencuci rambut minimal dua kali
seminggu atau setiap kali rambut kotor
·
Tidur dengan waktu yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,
S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta : Jakarta.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online), (http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada 31 Maret 2012)
Pradana,
A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-kesehatan-kita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html ,diakses pada 31 Maret 2012)
Pusat
Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12 ,diakses pada 31 Maret 2012)
Promosi
Kesehatan. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan ,diakses pada 31 Maret 2012)
Catatan- Untuk mengatur dengan baik gunakan format margins 4.4.3.3 dan spasi 1.5 dengan menggunakan kertas A4..
Comments