Makalah Kucing dan Tikus (Permainan Anak Usia Dini)
KATA PENGANTAR
Bismilahirahmanirahim.
Puji dan
syukur kita panjatkan kekhadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik dan
hidayahNya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad
Saw, para sahabatnya, tabiuttabiin, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selau
umatnya. Amin.
Seiring
dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah penulis mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu penyusun dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu peyusun berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Penyusun berharap
kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca dan mudah-mudahan
makalah ini dijadikan ibadah di sisi Allah Swt. Amin.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
BERMAIN DENGAN PERMAINAN USIA DINI
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
CARA MELAKUKAN PERMAINAN
A.
Tujuan
Pendidikan
B.
Asumsi
C.
Batasan
penelitian
D.
Penjelasan
Istilah
E.
Anggapan
Dasar
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Anggapan Dasar
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BERMAIN DENGAN PERMAINAN USIA DINI
D.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh
potensi aktivitasnya sebagai manusia berupasikap, tindakan, dan karya yang
diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita kemanusiaan.
Dalam beberapa literatureterdapat berbagai definisi tentang pendidikan jasmani
yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Kesamaan pandangan mengenai
pendidikan jasmani adalah terletak pada gerak jasmani. Dalam hal ini Sunarya
(2007:40) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang
dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media mencapai tujuan.”
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uaraikan diatas, peneliti
merumuskan
masalah sebagai berikut......Apakah pembelajaran pendidikan jasmani dengan
menggunakan pendekatan bermain dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa di
MAYPI Baiturrahman Leles Garut?
F. Tujuan Penelitian
Dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran pendidikan jasmani
dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
CARA MELAKUKAN PERMAINAN
F.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan utama dalam mengajarkan pendidikan jasmani adalah untuk
kesenangan, keterlibatan aktif dan peningkatan keterampilan siswa yang
berdampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut
akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/pendekatan
keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.
Ada dua pendekatan yang umumnya diterapkan dalam pembelajaran penjas,
yaitu pendekatan teknis dan pendekatan taktis. Pendekatan teknis menekankan
pembelajaran teknik dari suatu permainan, sedangkan pendekatan taktis menekankan
pada taktik dari suatu permainan dalam cabang olahraga. Pendekatan taktis pada
hakekatnya adalah suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik dan
sekaligus diterapkan dalam situasi permainan. Tujuan utama dari pendekatan taktis dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep bermain yang sesungguhnya. Pendekatan bermain adalah salah satu
bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang tujuan utamanya adalah membentuk
adanya pengetahuan baru dan memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang terbentuk
sebelumnya kedalam situasi-situasi taktis bermain.
Jadi melalui pendekatan bermain, anak akan mendapatkan kesenangan,
kegembiraan, dan kebahagiaan, bila anak dalam mengikuti pembelajaran dengan
ekspresi yang menyenangkan penerimaan pembelajaran pun akan mudah diserap
sehingga tujuanpembelajaran yang diharapkan akan tercapai. Adapun faktor-faktor
yangdipengaruhi oleh pendekatan bermain diantaranya adalah: (1 ) minat dan
partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas disekolah (2) peningkatan
keterampilan gerak dasar siswa, dan (3) peningkatan kebugaran jasmani siswa.
Bermain merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua oarangbaik dari
anak-anak sampai orang dewasa. Jika guru pendidikan jasmani dapat merancang
kegiatan olahraga yang dihubungkan dengan bermain, maka proses pembelajaran
berjalan secara kondusif, menarik, dansekaligus dapat meningkatkan kebugaran
jasmani anak. Dalam hal ini
Hendrayana
(2003:2) mengatakan:
Bermain dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yangdilakukan secara
sadar, sukarela tanpa paksaan, dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dan
ikatan peraturan. Namun bersamaan dengancirri itu, bermain menuntut ikhtiar
yang sungguh-sungguh dari permainannya.
Kebugaran jasmani merupakan aspek yang sangat penting, yang nantinya akan
memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalani hidup yang produktif
serta dapat menyesuaikan diri setiap beban fisik yang layak, (Sutarman, 1975).
Kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa
merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga
untuk keperluan yang mendadak. Oleh karena itu olahraga dan bermain merupakan
bagian yang tak dapat terpisahkandalam pendidikan jasmani bagi anak-anak. Para
Guru pendidikan jasmani pada umumnya mengajar
kecabangan
olahraga secara terpisah-pisah seperti dalam mengajarkan teknik dasar.
Keterkaitan teknik dasar satu dengan lainnya tidak nampak hubungannya.
Sebagai contoh dalam pembelajaran pencak silat, guru pendidikan jasmani
menghabiskan waktunya dengan mengajarkan materi teknik dasar pasangan saja.
Setelah itu pindah ke pengajaran teknik dasar berikutnya. Dengan demikian ada
kesan pada siswa bahwa pembelajaran pencak silat terkotak-kotak, dimana
keterkaitan antara sikap pasang dengan koordinasi serang-bela, tidak nampak
pada permainan atau pertandingan yang sebenarnya. Pada Pendekatan bermain ini
siswa secara langsung dapat memahami keterkaitan keterampilan teknik dalam
suatu permainan atau pertandingan. Dengan bentuk pengajaran bermain atau
bertanding, maka siswa dapat mengikuti pengajaran pendidikan jasmani akan lebih
senang, semangat, termotivasi, menantang untuk bersaing bersama lawan mainnya
atau tandingnya. Sebagai contoh dalam permainan lempar tangkap bola, siswa
dapat memahami baik dalam konsep, maupun penerapan keterampilan teknik dalam
situasi pertandingan yang sesungguhnya. Siswa secara langsung
dapat memetik manfaat penggunaan teknik-teknik lempar tangkap bola tersebu.t Lain
halnya dengan menggunakan pendekatan tradisional, yaitu pendekatan teknis.
Dengan menggunakan pendekatan teknis, siswa merasa jenuh/bosan, karena hampir
seluruh waktu kegiatan belajar di sekolah dihabiskan hanya untuk mempelajari
keterampilan teknik saja. Sedangkan penggunaan keterampilan dalam pertandingan
yang sesungguhnya mereka belum pahami.
Pemberian materi dalam bentuk drill (pengulangan) akan membosankan siswa,
apalagi yang dihadapi siswa SMA yang memiliki karakteristik masih senang
bermain, Dengan adanya rasa bosan atau jenuh akan memberikan imbasnya pada
siswa tidak bersemangat bahkan frustasi dalam mengikuti pelajaran pendidikan
jasmani sehingga tingkat kebugaran jasmani dan keterampilan gerak dasarnyapun
akan menurun. Pendekatan bermain akan memberikan mobilitas yang tinggi pada
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pendidikan jasmani. Pendekatan bermain
sangat cocok untuk diterapkanpada siswa SMA yang memilikikarakteristik senang
bermain dan berani berpetualang untuk menghadapi tantangan sesuai dengan hati
nuraninya. Jika siswa dalam mengukuti suatu kegiatan yang sesuai dengan hati
nuraninya, maka siswa akan melakukan kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh
dan penuh semangat. Permainan kucing-kucingan merupakan salah satu permainan
yang sangat cocok untuk meningkatkan kebugaran jasmani, dimana dalam permainan
ini, seorang anak yang menjadi kucing berusaha menangkap temannya yang menjadi tikus.
Dalam upaya menangkap temannya yang jadi tikus si kucing harus belari
sekuat tenaga mengejar tikus sedangkan si tikus mautidak mau harus berusaha
untuk bergerak menjauhi kucing dengan mobilitas yang tinggi untuk memprtahankan
dirinya diri agar tidak dapat ditangkap oleh kucing supaya tidak dapat
ditangkap oleh kucing tikus akan berusaha untuk dapat menghindar, mengelak, dan
berlari sekencang-kencangnya ke segala arah. Tanpa disadari pergerakan yang
dinamis selama dalam melakukan permainan kucing-kucingan dalam pembelajaran
penjas, akan dapat mengembangkan kebugaran jasmaninya. Unsut-unsur kebugaran jasmani
yang dapat terkembangkan dalam mengikuti pembelajaran pencak silat antara lain,
kecepatan, kekuatan, kelincahan, daya tahan, stamina, dan lain-lainnya. Gerak
merupakan perwujudan dari koordinasi neuromuscular.
Gerak disebabkan adanya kontraksi otot. Kontraksi otot disebabkan adanya
perintah dari otak yang mendapat stimulus baik dari dalam maupun dari luar.
Gerak dibedakan 3 macam, yaitu lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Gerak
lokomotor ditandai dengan perubahan dari suatu tempat ke tempat lain. Gerak non
lokomotor ditandai dengan tidak adanya perubahan dari suatu tempat ke tempat
lain. Sedangkan gerak manipulatif ditandai adanya benda lain yang dimanipulatif
sehingga benda tersebut bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Pengajaran
penjas dengan menggunakan pendekatan bermain akan mengaktifkan sistem
neuromuscular yang diwujudkan dalam bentuk gerakan.Upaya untuk
melakukanberlari,menghindar dan mengelak harus dilakukan dengan cepat. Gerakan
yang serba cepat akan melatih atau membiasakan diri untuk cepat mengambil keputusan terhadap permasalahan yang
dijumpai dalampertandingan. Disamping akan meningkatkan sensitifitas proses
berfikir, akan meningkatkan pula sensitifitas otot berkontaksi akibat dari
cepatnya implus yang menuju ke otak dan ke otot untuk bergerak. Hal ini
mengingat jika sinap-sinap sering dilalui oleh implus, maka akan lebih cepat
perjalanan impus tersebut, sehingga akan lebih cepat pula kontraksinya.
Seseorang yang sehat dinamis tentu sehat statis, akan tetapi tidak
sebaliknya. Jadi semakin berat kerja atau olahraga yang dapat dilakukan dengan seseorang
dengan fungsi tubuh tetap dalam keadaan normal, semakin tinggi pula derjat
sehat dinamisnya. Fungsi organ tubuh yang tidak normal menimbulkan ketidak
mampuan organ tubuh memenuhi tuntutan kebutuhan olah daya (metabolisme) yang
lebih tinggi pada waktu terjadi kegiatan jasmani yang lebih berat. Setiap orang
perlu memiliki derajat sehat dinamis, apalah artinya sehat
apabila organ
tersebut hanya sehat pada waktu istirahat, apalagi hanya sehat di waktu tidur.
Kehidupan manusia selalu membutuhkan dukungan derajat sehat dinamis pada
tingkatan tertentu. Santosa (1992:17) mengatakan bahwa: Kebugaran jasmani
adalah keadaan kemampuan jasmani,untuk dapat menyesuaikan fungsi alat-alat
tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang
harus diatasidengan cara yang efesien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan
telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Model
Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Kelas XI di
MA YBI Baiturrahman Leles Kab. Garut.
G.
Asumsi
1.
Kebugaran jasmani siswa merupakan salah satu aspek
penting yang harus dimiliki oleh anak-anak. Kebugaran berguna untuk melatih
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa.
2.
Bermain pada umumnya dianggap sebagai aktivitas
yang dilakukan pada waktu senggang untuk tujuan kesenangan, kepuasan dan ekspresi
diri. Bermain merupakan unsur penting dalam pertumbuhan anak dan remaja dalam
hubungan mereka untuk mendapatkan kebugaran jasmani, bersosialisasi dan
berinterksi dengan teman serta lingkungan sekitar.
3.
Salah satu metode yang dapat digunakan agar anak
mempunyai kebugaran jasmani yang baik adalah dengan pendekatan bermain.
Pembatasan dalam penelitian ini sangat diperlukan, hal ini untuk mencegah
terjadinya perluasan dan penyimpangan dalam sebuah penelitian. Dengan adanya
batasan penelitian ini, diharapakan sebuah penelitian lebih terarah dan tidak
menyimpang. Dalam hal ini Surakhman (1990:36) menjelaskan sebagai berikut:
Pembatasan ini diperlukan bukan semata untuk memudahkan atau
menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi jugauntuk dapat menetapkan lebih
dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan,
waktu, biaya dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Berdasarakan uraian diatas penulis memberikan batasan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1.
Penelitian ini hanya membahas mengenai masalah
penerapan model pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani di sekolah menengah
atas.
2.
Fokus utama penelitian adalah peningkatan
kebugaranjasmani siswa.
3.
Metode pendekatan penelitian yang dugunakan
adalah penelitian eksperimen.
4.
Populasi dalam penelitian ini adalah MAS YPI
Baiturrahaman Leles Garut, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI MAS YPIB
Leles Garut.
I.
Penjelasan
Istilah
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang
dipergunakandalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan penjelasan
istilah dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai
berikut:
·
Model Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78)
mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar
·
Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:75).
·
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
·
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnyamewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatarimetode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. (Pengertian-pembelajaran-menurut-beberapa-ahli)
·
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secarasadar, sukarela tanpa paksaan, dan tak sungguhan dalam batas waktu,
tempat dan ikatan peraturan. Namun bersamaan dengan cirri itu,
bermain menuntut ikhtiar yang sungguh-sungguh dari permainannya.
·
Pendekatan bermain adalah suatu proses
penyampaian pengajaran dalam bentuk bermain tanpa mengabaikan materi inti.
Permainan yang dimaksukan disini adalah permainan kecil yang materinya
disesuaikan dengan standar kompetensi dalam kurikulum. Permainan kecil ini
dapat digunakan untuk mengajar Atletik, senam dan cabang olahrag, lainnya yang
ada hubunganya dengan pendidikan jasmani.
·
Kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo Santosa
(1995:20) adalah keadaan kemampuan jasmani, untuk dapat menyesuaikan fungsi
alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu atau terhadap keadaan
lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efesien, tanpa kelelahan yang
berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok
harinya.
J.
Anggapan
Dasar
Anggapan dasar merupakan titik tolak bagi penulis untuk melakuka penelitian
yang hendak dilaksanakan. Anggapan dasarini dibutuhkan sebagai pegangan pokok
secara umum bagi penulis dalam melakukan penelitian. Arikunto (1993:19)
menjelaskan bahwa” Anggapan dasar adalah sesuatu yang akan berfungsi sebagai
hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya.” Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini yang sesuai dengan
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan menurut BSNP (2006 :703) adalah
sebagai berikut :
·
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri
dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmanidan olahraga yang terpilih.
·
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik.
·
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
dasar.
·
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan.
·
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
·
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
·
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga
di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhanfisik
yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil,serta memiliki sikap
yang positif.
BAB III
PENUTUP
C.
Kesimpulan
Tujuan utama dalam mengajarkan pendidikan jasmani adalah untuk
kesenangan, keterlibatan aktif dan peningkatan keterampilan siswa yang
berdampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut
akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/pendekatan
keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.
D. Kesimpulan
Kesuliatan belajar merupakan suatu kondisi dimana proses belajar mengalami
suatu hambatan, timbulnya kesulitan belajar dapat disebabkan beberapa factor
diantaranya rendahnya intelejensi atau kurangnya motifasi untuk belajar, salah
satu dengan adanya makalah ini dapat menambah motivasi mahasiswa dalam hal
proses belajar mengajar
Comments