Makalah Kromatografi
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
B. Rumusan
masalah
C. Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi
dan teori kromotografi
B. Prinsip
kerja
C. Rancangan
kromotografi
D. Cara
kerja kromotografi
E. Kelebihan
dan kekurangan kromotografi
F. Aplikasi
kromotografi
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Kromatografi
adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen campuran tersebut diantaranya dua fase, yaitu fase diam (stationary)
dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair,
sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase
bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat
atau zat cair.
Banyaknya
macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas, yang
merupaka metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan
elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai
untuk proses pemisahan. Tekanan uap memungkinkan komponen menguap dan bergerak
bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas.
Kromatografi
gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit.
Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran yang
sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen.
Metode
ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti
hidrokarbon dan eter. Analisis minyak mentah dan tekanan uap dalam buah telah
dengan sukses dilakukan dengan tehnik ini.
Efisien
pemisahan ditentukan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan
cairan, dengan menggunakan fase cair standar yang diketahui efektif untuk
berbagai senyawa.
Kromatografi
gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme
pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi gas padat
dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC
jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah
GLC.
Pada
prinsipnya pemisahan dalam GC adalah sisebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan
distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada
kecepatan dan waktu yang berbeda.
1.2.RUMUSAN
MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan kromatografi gas ?
- Apa prinsip dari kromatografi gas ?
- Bagaimana cara kerja kromatografi gas ?
- Apa kelebihan dan kelemahan kromatografi gas ?
1.3.TUJUAN
- Untuk mempermudah proses belajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik terutama Kromatografi.
- Untuk mengetahui cara pemisahan campuran berdasarkan metode kromatografi gas.
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar II.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI
DAN TEORI KROMATOGRAFI GAS
Kromatografi
Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan
menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan
(sorben) yang diam.
Kromatografi
gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
- Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
- Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya
Kromatografi
gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat
digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa organic. Kita telah mengetahui
bahwa ada dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan
kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah
gas (hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda.
Meskipun kedua cara tersebut mempunyai banya persamaan. Perbedaan antara
kedunya hanya tentang cara kerja.
Pada
kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada kromatografi gas cair
(KGC) terdapat partisi (larutan). Kromatografi gas padat (KGP) digunakan
sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang berkembang.
Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagi hasil riset memperluas penggunaan
metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair padat.
Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar kimia organic
sebagai kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin
pada tahun 1952. metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna,
cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran
10 gram masih dapat dideteksi. Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan
beberapa torr pada suhu kolom.
2.2.PRINSIP
KERJA
Kromatografi
gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki
beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara
stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat
dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan
temperatur tidak dimiliki.
Secara
rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala hydrogen
(hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan
menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik
sebanding dengan ion.
2.3.
RANCANGAN KROMATOGRAFI GAS
Kromatografi
gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :
1.Fase
Mobil (Gas Pembawa).
Fasa
mobil (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan pengurangan tekanan.
Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam kolom. Jika hal ini terjadi,
cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan. Cara ini cocok untuk cuplikan
yang mudah menyerap.
Gas
pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat murni. Seringkali gas pembawa
ini harus disaring untuk menahan debu uap air dan oksigen. Gas sering digunakan
adalah N2, H2 He dan Ar.
2.Sistem
Injeksi Sampel
Sampel
dimasukkan ke dalam aliran gas, jika sampel berupa cairan harus diencerkan
terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi sampel dapat diambil dengan karet
silicon ke dalam oven, banyak sampel + 0,1-10 ml.
3.Kolom
Fungsi
kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana terjadi pemisahan komponen-komponen
cuplikan kolom terbuat dari baja tahan karat, nikel, kaca.
Merupakan
jantung Chromatography, dimana pemisahan komponen cuplikan terjadi yang
berwujud puncak-puncak yang disebut Chromatogram
Faktor
yang berkaitan dengan keterpisahan puncak Chromatography adalah keefisienan
kolom dan keefisienan pelarut.
Ada
dua type kolom :
- Kolom Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan tipis cairan, disebut Chromatography Gas Cair (GLC)
- Kolom Adsorbsi, berisi partikel penyerap yang umumnya digunakan untuk analisa gas permanen dan hydrokarbon rendah, biasa disebut Chromatography Gas Padat (GSC)
4.Detektor
Fungsi
detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon
perubahan komposisi yang terelusi.
Merupakan
suatu gawai yang menunjukan dan mengukur banyaknya komponen yang terpisah dalam
gas pembawa.Suhu detector harus panas agar cuplikan tak mengembun.
Pelebaran
puncak dan menghilangnya puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya
pengembunan.
Seluruh
detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom.
Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor (pada FID).
5.Pencatat
(Recorder)
Fungsi
recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
2.4.CARA
KERJA KROMATOGRAFI GAS
- Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali.
- Tarik beberapa sampel Anda ke dalam jarum suntik. Anda mungkin perlu untuk menghilangkan gelembung udara di dalam tabung suntik oleh plunyer bergerak cepat ke atas dan ke bawah sementara jarum dalam sampel. Biasanya 1-2 mL sampel disuntikkan ke dalam GC. Boleh saja memiliki gelembung udara kecil dalam jarum suntik. Namun, Anda tidak ingin menyuntikkan sebagian besar udara atau puncak Anda akan terlalu kecil pada tabel perekam.
- Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A). Mengatur baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di tempat, menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai kertas) dan kertas bergerak.
- Menyuntikkan
sampel Anda baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi. Pegang tingkat
jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah Anda
tidak dapat lagi melihat jarum, dengan cepat mendorong pendorong dan
kemudian tarik jarum suntik injeksi keluar dari pelabuhan.
Injeksi Catatan:
injector sangat panas, jadi
berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk.
Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa perlawanan. Untuk beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam injector, sehingga jarum hits bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa Anda mendorong terhadap logam, menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi, mungkin di sudut yang sedikit berbeda. Jarum harus benar-benar menghilang ke dalam injeksi untuk injeksi yang tepat sampel ke kolom GC.Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di sekitar waktu yang sama.)
Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa perlawanan. Untuk beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam injector, sehingga jarum hits bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa Anda mendorong terhadap logam, menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi, mungkin di sudut yang sedikit berbeda. Jarum harus benar-benar menghilang ke dalam injeksi untuk injeksi yang tepat sampel ke kolom GC.Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di sekitar waktu yang sama.)
- Menandai waktu injeksi Anda pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan. Hal ini sering nyaman bagi satu orang untuk menyuntikkan sampel sementara pasangan laboratorium menandai waktu injeksi di bagan perekam.
- Bersihkan jarum suntik Anda segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap penggunaan.
- Catatan pengaturan perekam grafik Anda selama berjalan. Anda perlu mengetahui kecepatan grafik dan pengaturan skala penuh.
- Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu injektor pelabuhan dalam ° C. Jembatan saat ini ditampilkan dalam mA. Perhatikan bahwa ada dua skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang tepat!
2.5.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KROMATOGRAFI GAS
Kelebihan
a. Waktu
analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.
b. Dapat
menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang
tinggi.
c. Gas
mempunyai vikositas yang rendah.
d. Kesetimbangan
partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat
dan sensitifitasnya tinggi.
e. Pemakaian
fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam
yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan
a. Teknik
Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
b. Kromatografi
gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan
pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan,
tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.
c. Fase
gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut.
2.6.
SAMPEL YANG DAPAT DIANALISIS DENGAN GC
1. Produk
Gas Alam
2. Kemurnian
Pelarut
3. Asam
Lemak
4. Residu
Pestisida
5. Polusi
Udara
6. Alkohol
7. Steroid
8. Minyak
Atsiri
9. Flavor
10. Ganja
(mariyuana)
2.7.APLIKASI
KROMATOGRAFI GAS
Kromatografi
gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai bidang.
Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang
digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan.
Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangmya adalah :
1.Polusi
udara
Kromatografi
gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan dengan
daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk
menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGCdipakai
untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S, dan
beberapa oksida dari nitrogen dll.
2.Klinik
Diklinik
kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik
seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak
dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan
vitamin
3.Bahan-bahan
pelapis
Digunakan
untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-resin
sintesis.
4.Minyak
atsiri
Digunakan
untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5.Bahan
makanan
Digunakan
dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuanatau pencampuran,
kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat
dipakai unutk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6.Sisa-sisa
peptisida
KGC
dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa
peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen,
dan fosfor.
7.Perminyakan
Kromatografi
gas dapat digunakan unutk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasildari
gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8.Bidang
farmasi dan obat-obatan
Kromatografi
gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasilbaru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
9.Bidang
kimia/ penelitian
Digunakan
untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.
BAB
III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kromatografi
adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan
yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa
gas ( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam yang
juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak.
Ada
dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan
kromatografi gas cair (KGC).
Kromatografi
gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :
·
Fase Mobil (Gas Pembawa)
·
Sistem Injeksi Sampel
·
Kolom
·
Detektor
·
Pencatat (Recorder)
3.2.
SARAN
Demikian
makalah ini di susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi isi atau
penyampaiannya. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
juga berharap kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab pembahasan dapat
dijadikan referensi ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat
membedakannya dan dapat menerapkannya secara tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnan,
Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta:
Andi Offset
Anonim.2010.Kromatografi
Gas.http://bondiebluesy.wordpress.com/2010/03/08/kromatografi-gas/.Di Akses 3
Juni 2012
Sastrohamodjojo
Harddjono Dr. Kromatografi. IPB Press. Bogor 1985
Soebagio,
Drs Dkk, Kimia Analitik II, Jica Common Textbook, Malang 2002
Underwood,
Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga Jakarta. 2004
Comments