Tema Pendidikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA"



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang " PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA " dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...


                                                                                                                    Penulis

CENNA, S.Pd


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                            
DAFTAR ISI                                                                                                            
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah                                                                             
B.     Pembatasan Masalah                                                                                   
C.    Tujuan Penulisan                                                                                         
D.    Metode Penulisan                                                                                         

BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Agama Hindu                                                                                 
B.     Ketuhanan Trimurti                                                                                    
C.    Inti Ajaran Hindu                                                                                        
D.    Aliran Hinduisme                                                                                         

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                    
B.     Saran                                                                                                              

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Untuk memperoleh pengalaman belajar di perlukan dorongan untuk belajar. Dorongan ini disebut dengan motivasi. Dorongan untuk belajar bias berasal dari dalam diri pelajar sendiri, Namun, kadan-kadan dorongan itu tidak muncul sehingga memerlukan penciptaan kondisi oleh pihak lain untuk memunculkan atau dorongan yang berasal dari luar.
Kadang-kadang berpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional, tetapi lebih sering hak iti merupakan perpadua kedua proses tersebut. Motivasi mempunyai banyak relevansi dengan tugas guru yang selalu dihadapkan kepada pengambilan keputusan mengenai pengorganisasain suatu tugas kegiatan belajar.
Motivasi hendaknya tidak dianggap sebagai persyarat mutlak untuk kegiatan belajar. Lebih baik motivasi dianggap sebagai kemauana untuk memasuki suatu situasi belajar. Kegiatan belajar tidak perlu ditunda sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia selamkanya tidak ada dalam ketegangan damn selalu siap mengerjakan hal- hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendakanya. Hal ini, karena motivasi menyangkut pemenuhan seperangkat kebutuhan dan kekuratan gaya pendorong yang oleh maslau dalam M.suparta diklasifikasikan atas lima kelompok, yaitu :
1.      kebutuhan fisiologis, seperti haus, lapar dan seks.
2.      kebutuhan akan keamanan, seperti menyelamatkan jiwa dan ketertiban .
3.      kebutuhan berkerabat, seperti indentifikasi, kasih sayang, dan persahabatan.
4.      kebutuhan akan penghargaan, seperti sukses, percaya diri, dan harga diri.
Motivasi itu sendiri dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Moh. User Usman :
a)      Motivasi Intrinsik: jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri ;
b)      Motivasi Ekstrinsik: jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi demikian ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Seperti, dengan kompetensi atau persaingan, guru menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi hasil belajarnya. Dengan demikian guru telah membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsic.
Guru yang ingin menyempurnakan pengajarnya yang perlu mengevaluasi pengajar itu sehingga diketahui perubahan apa yang seharusnya diadakan. Salah satu jalan yang sangat penting untuk melakukan hal itu adalah mengevaluasi hasil belajar yang telah dicapai oleh anak didiknya. Dua kegitan tersebut tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainya. Artinya, evaluasi terhadap guru seharusnya tidak dipisahkan dari terhadap hasil belajar. Implikasinya, jika guru ingin memiliki dasar yang memadai untuk menentukan kualitas pengajarnya, ia harus melakukan evaluasi terhadap hasil belajar secara teliti.
Secara lebih rincin dapat dikemukakan bahawa evaluasi terhadap hasil belajar memungkinkan guru untuk:
1.      Menilai kompetensi atau kapabilitas pelajar; apakah mereka telah merelisaikan tujuan yang telah ditentukan;
2.      Menentukan tujuan mana yang belum direlisasikan, sehingga tindakan perbaikan yang cocok dapat diadakan;
3.      Menetapkan rengking pelajar dalam hal kesuksesan mencapai tujuan yang telah disepakati;
B.      Pembatasan Masalah
Penulis mencoba untuk membatasi masalah yang berkaitan erat dengan ajaran agama hindu yaitu :
-          Sejarah agama Hindu
-          Ketuhanan Trimurti
-          Inti ajaran agama hindu, dan
-          Aliran Hinduisme

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan sebuah makalah sebagai pencapaian dari :
  1. Dalam memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah ilmu perbandingan agama
  2. Mengkasi sehingga dapat memberikan pemahaman-pemahaman dalam ajaran agama tersebut.
D.     Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan cara penulisan studi pustaka sesuai dengan referensi atau juga dari penyimakan-penyimakan buku yang sangat erat kaitannya dengan bahasan pokok



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Sejarah Agama Hindu
Secara historis, kelahiran agama Hindu dilatarbelakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Aria sebagai bangsa pendatang dan Iran, dengan bangsa Dravida sebagai penduduk asli India. Bangsa Aria masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM. Dengan segala kepercayaan dan kebudayaan yang bersifat Vedawi, telah menjadi thesa di satu pihak, dan kepercayaan bangsa Dravida yang animist telah menjadi antithesa di lain pihak. Dan sinkretisme antara keduanya, lahir agama Hindu (Hinduisme) sebagai synthesa.
Berlatar belakang statusnya sèbagai bangsa pendatang, maka bangsa Aria merasa men-iiliki kelebihan daripada bangsa Dravida. Kedudukan bangsa Aria yang terdiri dan para brahrnana ahli kitab itu, bagaimanapu tidak bisa disejajarkañ dengan orang-orang awam pada umumnya, sehingga tidaklah mengherankan jika di kemudian han agama Hindu lebih banyak diwarnai oleh adanya klasifikasi masyarakat penganutnya ke dalam kasta-kasta.
Kaum brahmana yang mengusai kitab Veda telah menjadi kelompok penentu ajaran Hindu, karena itu agama Hindu dikenal juga dengan istilah agma Brahmana atau disebut Dharma dalam bahasa Sanskerta. Dari sisi lain, agama Hindu terkadang disebut juga agama Weda, karena aja rannya bersumber dan kitab Weda, yang wujud lahiriahnya terdiri dari empat kelompok berikut.
1.      Rig Weda, yaitu kitab Weda yang banyak mengandung puji-pujian (hymne).
2.      Sama Weda, sebagai penjabaran dari Ring Weda ditandai dengan lagu-lagu dan nyanyian suci.
3.      Yayur Weda, yakni kitab Weda yang banyak memuat perihal mantera-mantera untuk persembahan dalam upacara-upacara keagamaan.
4.      Atharwa Weda, yakni kitab Weda khusus bagi para pendeta tertentu dan golongan brahmana.
Sedangkan menurut isinya, kitab Weda dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1.      Mantera, yang berarti nyanyian doa suci.
2.      Brahmana, yang berisi uraian tentang upacara korban yang biasa dilakukan oleh pendeta.
3.      Upanisyad, berisi tentang ajaran ketuhanan, perihal manusia dan kelahiran kembali.

B.      Ketuhanan Trimurti
Sistem ketuhanan Hindu mendekati paham materialisme yang bersifat naturalis, karena disandarkan pada peristiwa dan kejadian alam, sehingga hampir segala gejala dan gerak alamiah merupakan manifestasi dan lambang kekuatan. Tidaklah mengherankan apabila kepercayaan terhadap kekuatan yang majemuk itu, menggiring ketuhanan Hindu ke arah polytheisme yang memuja banyak dewa.
Di antara sekian banyak dewa yang dipuji sebagai sumber segala kekuatan, hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan Trimurti, berikut ini.

a.       Brahmana
Dewa yang dianggap sebagai pencipta alam, yang telah mewujudkan alam ini dengan segala isinya. Dalam mengendalikan kekuasaannya, dewahmana didampingi dewi yang sakti, yakni Dewi Saraswati (dewi kesenian dan pengetahuan); juga memiliki kendaraan khusus yaitu hewan unggas yang disebut Hangsa.

b.      Wisynu
Dianggap sebagai dewa pemeliharaan alam dengan kekuasaan mendamaikan umat manusia, memelihara ketertiban, serta mewujudkan kedamaian. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewa Wisynu juga didampingi oleh dewi sakti yang disebut Dewi Sri (dewi kebahagiaan). Kendaraan khusus untuk Wisynu dilambangkan dengan burung Rajawali atau Garuda.

c.       Syiwa
Dianggap sebagai dewa perusak alam yang kekuasaannya berhubungan dengan kejahatan manusia. Timbulnya peperangan, pembunuhan dan sebagainya. Perlambang sedang berperannya kekuasaan Syiwa. Sebagaimana Brahmana dan Wisynu, maka Syiwa pun didampingi dewi sakti yang disebut Dewi Durga (dewi kematian). Kendaraan khusus untuk Wisynu dilambangkan dengan lembu jantan yang disebut Nandi.
Wujud ketuhanan Hindu yang polytheisme akan nampak jelas dengan memperhatikan pemujaan terhadap bermacam-macam dewa sesuai dengan gerak alam. Penguasaan matahari oleh Dewa Surya, langit dan lautan oleh Down Waruna, hujan dan perang untuk Dewa Indra, atau angin topan untuk Dewa Maruta dan bumi oleh Dewi Pertiwi.
Secara inkrnasi, dewa-dowa yang bersemayam di kayangan berlokasi di Gunung Mahameru, dalam peranannya menyelamatkan kehidupan manusia, sebagai raja yang berkuasa. Dalam hubungan ini, dapat disebutkan contohnya Rama sebagai penjelmaan Wisynu di India dan Airlangga sebagai penjelmaan Wisynu di indonesia.
C.    Inti Ajaran Hindu
a.       Tentang korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa atau penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal. Korban umum dilakukan dalam bentuk kebersamaan antara masyarakat setempat, biasanya dalam menghadapi musibah, upacara pembakaran mayat dan lain-lain. Korban dilakukan khusus oleh keluarga tertentu dalam hubungannya dengan peristiwa perkawinan, kelahiran dan kematian.
b.      Tentang roh disebutkan adanya roh umum yang bersifat universal, yakni Brahman sebagai Tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut Atman.

c.       Perihal karma, bahwa perbuatan manusia di dunia akan selalu berhubungan dengan hukum kausalitas dimana perbuatan baik akan menimbulkan akibat baik, dan perbuatan jahat akan mengakibatkan timbulnya kejahatan.

d.      Bahwa proses kehidupan manusia, tidak terlepas dari kesengsaraan (samsara) dimana manusia lahir, hidup, berbuat, mati, lahir lagi, dan seterusnya. Semuanya akan terus berputar dan tak pernah berhenti, melainkan dengan jalan kelepasan.

e.       Tentang kelepasan atau disebut Moksa, merupakan jalan menghindari kesengsaraan dengan cara membebaskan diri dan godaan keinginan yang melekat dalam tubuh manusia.

D.     Aliran Hinduisme
  1. Aliran Wedanta atau disebut juga utara Mimamsa, dipelopori oleh pendeta Badrayana yang termaktub dalam buku Wedanta Sutra dan Brahmasutra. Penganut terkenal dari aliran ini adalah pendeta Ramanuya (akhir abad 11 M). Aliran ini berisi :
1)      Bahwa sumber utama dan titik akhir dari segala sesuatu adalah Brahman, yang bersifat azali.
2)      Bahwa hakikat nanusia adalah penjelmaan rahman dalam wujud yang terbatas yang disebut Atman; terdiri dari Purusa dan Praketti (Rohani dan Jasmani) yang bersifat sementara.
3)      Kelepasan dilakukan dengan menghilangkan keterbatasan Brahman dalam situasi Atman melalui pengetahuan serta kesadaran diri terhadap kenyataan yang dialami.
  1. Aliran Samkhya, disponsori oleh Pendeta Kapila (sekitar abad 8 SM) bersamaan lahirnya Upanisyad. Aliran ini berisi :
1)      Bahwa sumber segala sesuatu adalah dua zat yang kekal, yakni Purusa (roh) dan Prakerti (benda). Di dalam Prakerti terdapat tiga guna sebagai daya kekuatan, yakni Sattawa (daya terang yang membawa kesadaran). Rajasa (daya penggerak atau motivator untuk melakukan aktivitas), serta daya putus asa (yang membawa kemalasan).
2)      Bahwa persekutuan antara Purusa dan Prakerti akah melahirkan situasi mahal yang dapat menimbulkan ahamkara. Dan hubungan keduanya timbul pengamatan, perbuatan dan budi.
3)      Bahwa kelepasan dilakukan dengan cara mengembalikan Purusa kepada kepribadiannya semula, melalui pengetahuan praktis (yoga).
  1. Aliran Yoga,. sebagai kelanjutan operasional dan aliran Samkhya, dipelopori oleh pendeta Patanjali (sekitar tahun 450 M). Aliran ini menyatakan :
Bahwa jajan kelepasan diperoleh tergantung pada diri manusia sendiri dalam usahanya melepaskan diri dari segala keinginan pada barang-barang yang tampak, sehingga tidak berminat sama sekali pada hal-hal duniawi (wairagya).
Ada delapan tingkat yang harus dilalui untuk mencapai kelepasan yang terdapat dalam aliran ini yaitu:
a.    Ahimsa (jangan, membenci, mencuri, berbuat mesum, dan sebagainya).
b.   Membersihkan diri lahir batin semata-semata hanya untuk berbakti pada Tuhan.
c.    Penguasaan nafas hidup.
d.   Peguasaan gerak-gerik tubuh.
e.    Perenungan diri sendiri.
f.    Perenungan barang yang diamati.
g.   Mematikan rangsangan dari luar.
h.   Penghapusan identitas pribadi.
Dari persiapan yang bersifat etis, fisis, imaginatif dan samadhi, dimaksudkan untuk mencapai tujuan akhir dari manusia, yakni berpisahnya pengaruh Prakerti dalam Purusa dengan Tuhan sebagai titik sasaran renungan. Dari sini dapat dimengerti bahwa kelepasan Yoga bukan dalam bentuk persekutuan Tuhan seperti Wedanta, bukan pula pengingkaran terhadap peranan Tuhan seperti Samkhya, melainkan Tuhan diwujudkan secara simbolis dan bersifat pasif.
  1. Agama Sikh, dikategorikan sebagai gerakan pembaharuan dalam Hinduisme, yang ditimbulkan akibat pengaruh masuknya agama Islam (abad-12) dan agama Kristen (abad-18) ke India. Di bawah pimpinan Kabir dan Nanak, gerakan Sikh berkembang di India dengan inti ajaran sebagai berikut.
·         Bahwa Tuhan adalah zat yang disembah oleh penganut sebuah agama. Oleh karena itu, penyembahan terhadap banyak dewa merupakan kesalahan.
·         Kelepasan diperoleh dengan iman dan bakti serta persekutuan dengan Tuhan di dalam kasih.
·         Perbedaan kasta tidak dibenarkan. Gerakan ini berpedoman pada Kitab Suci tersendiri yang disebut Adi Granth.
  1. Agama Brahma Samaj, merupakan gerakan pembaharuan Hinduisme sebagai reaksi dari pengaruh agama Kristen di India. Didirikan oleh Ram Mohan Roy (1772-1833) seorang Hindu yang berpendidikan barat. Brahma Samaj yang berarti persekutuan masyarakat brahman, melaksanakan kebaktiannya setiap hari Sabtu, semacam misa Minggu yang dilakukan umat Kristen. Acara kebaktian dilaksanakan dengan membaca ayat Weda, menafsirkan Upanisyad, berkotbah dalam bahasa Benggala dan menyanyikan lagu-lagu Hindu yang diiringi musik. Beberapa inti ajaran dari gerakan ini adalah sebagai berikut.
·         Bahwa Weda merupakan satu-satunya kitab suci sebagai dasar iman.
·         Tuhan adalah Zat yang berpribadi dan tidak pernah meniti, Maha Mendengar dan mengabulkan doa.
·         Menyembah Tuhan harus dilakukan secara rohani.
·         Jalan kelepasan untuk memperoleh keselamatan dilakukan dengan cara tobat serta menghentikan perbuatan dosa.
Sebagai gerakan Hinduisme yang moderat, Brahma Samaj banyak dianut oleh masyarakat India, dimana kegiatannya diperluas sampai ke bidang sosial kemasyarakatan. Dari gerakan ini, lahir aliran Arya Samaj yang dipimpin oleh Swami Dayanad Saraswati dan Ram Krisna Mission yang dipimpin oleh Sri Rama Krisna.
Selain kitab Weda, Hinduisme juga sangat menghargai hasil kesusasteraan yang termaktub dalam kitab Ramayana dan Mahabarata, dimana keduanya mengungkapkan perihal nilai perjuangan menegakkan kebenaran. Ramayana adalah hasil karya Walmiki yang mengemukakan peranan Rama dan Sinta dalam menghadapi keangkaramurkaan Rahwana; sedangkan Mahabarata hasil tulisan Wiyasa menampilkan peranan Pandawa melawan kejahatan Kurawa.




BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Kelahiran agama hindu di latar belakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Arya sebagai bangsa pendatang dari iran, dengan bangsa dravida sebagai penduduk asli India. Agama hindu lebih banyak diwarnai oleh adanya klasifikasi masyarakat penganutnya kedalam kasta-kasta, adapun dewa-dewa yang dipuji sebagai sumber segala kekuatan, hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan trimurti yaitu : Brahma, Wisnu dan Syiwa.
Inti dari ajaran agama hindu antara lain :
-          Tentang korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa atau penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal.
-          Tentang roh disebutkan adanya roh namun yang bersifat universal, yakni Brahman sebagai tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut atman.
-          Perihal karma
-          Tentang proses kehidupan manusia
-          Tentang kelepasan atau disebut moksa

B.      Saran
Dengan kita memahami ajaran agama yang lain, kita dapat mengambil suatu manfaat yang ada dalam ajaran agama hindu ini selagi ajaran itu tidak menyimpang dari keyakinan kita, semoga apa yang kita lakukan mendapatkan ridho dan maghfiroh dari Allah Swt.


DAFTAR PUSTAKA
-           

Comments

Popular posts from this blog

NERACA OHAUS

MAKALAH FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Contoh Laporan Praktik Kerja Industri TKR (SMK)