MAKALAH HB
HB
(HEMOGLOBIN)
Di Susun Oleh :
Nama
:
Kelompok:
YAYASAN PENDIDKAN KURNIA JAYA AKADEMI
KEBIDANA ANDI MAKASSAR PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “HEMOGLOBIN ”
Makalah
ini berisikan tentang informas Pengertian Hemoglobin atau yang lebih
khususnya membahas Membahas pengertian Hemoglobin, faktor-faktor yang
mempengaruh Hemoglobin, serta kadar dan
contoh Hemoglobin .
Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Hemoglobin.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Pinrang,
08 Sebtemberember, 2012
Penyusun
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
Pendahuluan 1
BAB II
Kajian pustaka dan Pembahasan 2
Pengertian hemoglobin 2
Kadar Hemoglobin 2
Struktur Hemoglobin 3
Kegunaan Hemoglobin 4
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Henoglobin 4
BAB III
Konsep hemoglobin 11
BAB IV
Penutup 23
Kesimpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah memegang peranan inti dalam kehidupan manusia. Darah beredar dalam
pembuluh darah membentuk suatu sistem sirkulasi, dengan jantung sebagai pompanya.
Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel terfiksasi dalam tubuh dan
lingkungan luas serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai
sutu keseluruhan dan khususnya terhadap darah sendiri.
Sel darah merah adalah cakram bikonkaf yang tidak berinti yang kira-kira
2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1m. Komponen utama dalam sel darah merah
adalah protein Hemoglobin (Hb). Fungsi utama hemoglobin adalah transpor O2
dan CO2.
Berdasarkan
penjelasan diatas, kita akan membahas apa itu Hemoglobin dan proses pengikatan
hemoglobin dengan oksigen.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa itu
Hemoglobin?
2. Apa kegunaan
dari Hemoglobin bagi tubuh manusia?
3. Bagaimanakah
proses pengikatan hemoglobin dengan oksigen?
4. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi
afinitas hemoglobin (hb) terhadap O2?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengenal proses
kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat
Penulisan
1. Untuk mengenal
proses kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui
tentang hemoglobin serta kegunaan hemoglobin bagi tubuh.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah metal-protein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi
2.2 Kadar Hemoglobin
Batasan
normal kadar hemoglobin tergantung pada usia dan, mulai pada masa remaja, jenis
kelamin orang tersebut. Kisaran normal adalah:
Kelompok
|
Umur / Jenis Kelamin
|
Hb (gr/100ml)
|
Anak
|
1.
6 bulan sampai 6 tahun
|
11
|
2.
6-14 tahun
|
12
|
|
Dewasa
|
1.
Laki-laki
|
13
|
2.
Wanita
|
12
|
|
3.
Wanita hamil
|
11
|
2.3 Struktur Hemoglobin
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi,
atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung
besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin
Pada manusia dewasa, hemoglobin
berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing
dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit - subunitnya
mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat
molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.
Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan
hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen:
Reaksi bertahap dapat dinayatakan
dalam persamaan reaksi kesetimbangan :
· Hb
+ O2 -> Hbo2
·
HbO2 + O2 -> Hb (O2)2
· Hb (O2)2 + O2 -> Hb (O2)3
· Hb (O2)3 + O2 -> Hb (O2)4
Reaksi keseluruhan:
· Hb + 4O2 ->Hb (O2)4
Penggabungan oksigen dengan molekul
hemoglobin (Hb) merupakan reaksi yang sangat kompleks. HbO2 adalah
oksihemoglobin, kompleks hemoglobin yang menjadi alat transportasi oksigen ke
jaringan. Tetapan kesetimbangannya adalah sebagai berikut
Kc = [HbO2] per [HbO2] [O2]
Pada ketinggian 3 km tekanan parsial
oksigen kira-kira hanya 0,14 atm, sedangkan tekanan parsial permukaan laut
sekitar 0,2 atm .
Menurut prinsip Le Chatelier,
pengurangan konsentrasi oksigen akan menggeser kesetimbangan diatas dari kanan
ke kiri. Hal ini mengakibatkan berubahnya kadar oksigen hemoglobin , tubuh
memerlukan waktu yang lama. Kesetimbangan akan bergeser dari kiri ke kanan
sejalan dengan terbentuknya oksihemoglobin. Penambahan jumlah hemoglobin sangat
lambat yaitu dua sampai tiga minggu untuk membentuknya. Terkadang untuk
mengembalikan kadarnya ke kondisi normal dibutuhkan beberapa tahun.
2.4
Kegunaan Hemoglobin
1.
Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan -jaringan
tubuh.
2.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan - jaringan
tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3.
Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme
ke paru-paru untuk di buang.
2.5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Afinitas Hemoglobin (Hb)
Terhadap O2
1.
Keasaman atau pH
Keasaman bertambah atau pH semakin turun dan kadar ion H+ meningkat akan
melemahkan ikatan antara oksigen dan hemoglobin sehingga kurva disosiasi
oksigen - hemoglobin bergerak ke kanan (Afinitas Hb terhadap O2
berkurang ) sehingga menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak oksigen ke
jaringan.
Misal peningkatan asam laktat dan asam karbonat yang dihasilkan oleh
jaringan yang aktif secara metabolic. Keasaman
turun atau PH naik afinitas Hb terhadap O2 bertambah sehingga kurva
disosiasi oksigen hemoglobin bergerak ke kiri (afinitas Hb tehadap O2
Bertambah) dan hemoglobin banyak mengikat O2. Hb bekerja sbg buffer
utk ion H+ .
2.
PO2 atau Tekanan Parsial O2
Apabila PO2 darah meningkat , misalnya seperti di kapiler
paru, Hb berikatan dengan sejumlah besar O2 mendekati 100% jenuh, PO2
60-100 mmHg : Hb >/90% jenuh (afinitas Hb terhadap O2 bertambah)
dan kurva disosiasi oksigen hemoglobin bergerak ke kiri.
Dan apabila PO2 menurun, misal di kapiler sistemik PO2
antara 40 dan 20 mmHg (75-35% jenuh) : sejumlah besar O2 dilepas
dari Hb setiap penurunan PO2, afinitas Hb terhadap O2
berkurang dan kurva disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kanan.
3. PCO2 atau
Tekanan Parsial CO2
PCO2 darah meningkat di kapiler sistemik sehingga CO2
berdifusi dari sel ke darah mengikuti penurunan gradiennya menyebabkan
penurunan afinitas Hb terhadap O2 (Hb lebih banyak membebaskan O2)
kurva disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kanan.
PCO2 darah menurun di kapiler paru sehingga CO2
berdifusi dari darah ke alveoli menyebabkan peningkatan afinitas Hb terhadap O2
( Hb lebih banyak mengikat O2) kurva disosiasi oksigen hemoglobin
bergeser ke kiri.
4.
Temperatur atau Suhu
Panas yang dihasil reaksi metabolism dari kontraksi otot melepaskan
banyak asam & panas menyebabkan temperatur tubuh naik dan sel aktiv perlu
banyak O2 memacu pelepasan O2 dari oksiHb (afinitas Hb
tehadap O2 berkurang) kurva bergeser ke kanan.
Hipotermia
menyebabkan metabolisme sel lambat sehingga O2 yang dibutuhkan
jaringan sedikit pelepasan O2 dari Hb juga lambat (afinitas Hb
terhadap O2 berkurang) dan kurva disosiasi oksigen hemoglobin
bergeser ke kiri.
5.
BPG
Peningkatan BPG yang dihasikan dari suatu metabolit glikolisis dan
terdapat dalam darah sehingga Hb berikatan dg BPG dapat mengurangi afinitas Hb
thd O2 dan kurva bergeser ke kanan. Hormon tiroksin, GH, epinefrin,
norepi & testosteron dapat meningkatkan pembentukan BPG dan kadar BPG
meningkat pada orang yg tinggal di dataran tinggi.
Penurunan BPG di darah menyebabkan ikatan Hb terhadap O2
semakin kuat karena Hb tidak diikat oleh BPG afinitas Hb terhadap O2
bertambah, kurva disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kiri.
BAB III
KONSEP HEMOGLOBIN
3.1 Konsep Hemoglobin
Hame ini di buat dalam
mitokokondria dan menambah acetid acid manjadi alpha ketoglutaricacid + glicine
membentuk “pyrrole compound” menjadi protopophyrine II yang dengan Fe berubah
menjadi hame. Selanjutnya 4 hame bersenyawa dengan globulin membentuk
haemoglobin. Menurut Poppy Kumaila dalam Kamus Saku Kedokteran Dorland (1996
:499) Haemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen eritrosit, dibentuk oleh
eritrosit yang berkembang dalam sumsum tulang, merupakan empat rantai
polipeptida globin yang berbeda, masing-masing terdiri dari beberapa ratus asam
amino. Haemoglobin memerankan peranan penting dalam pengangkutan oksigen selama
ia dapat kembali mengikat oksigen. Haemoglobin cenderung mengikat oksigen apabila
lingkungannya penuh dengan oksigen dan melepaskan oksigen dalam lingkungan yang
relatif rendah oksigennya. Ini berarti haemoglobin mengambil oksigen dalam paru
dan melepaskan ke jaringan-jaringan seperti otot aktif. Pada orang-orang yang
mengandung haemoglobin normal, kapasits darahnya membawa oksigen kira-kira 20
mL oksigen per 100 mL darah. Hampir alam semua keadaan, darah mengandung banyak
sekali oksigen ketika bergerak melalui paru.
Ketika darah arteri mencapai kapiler dalam jaringan yang menyerap oksigen darah menemui lingkungan yang relatif rendah konsentrasi oksigen. Dalam kedaan seperti itu , sebagian oksigen dilepaskan dari haemoglobin darah dan bercampur dalam sel jaringan, dimana oksigen dapat digunakan dalam metabolisme aerobik. Sebagai oksigen darah yang telepas ke jaringan tersebut ditentukakan oleh konsentrasi oksigen jaringan tersebut. Pada jaringan yang lambat menyerap oksigen, oksigen yang dilepaskan dari sel darah merah relatif kecil, namun pada jaringan yang cepat menyerap oksigen
bagian-bagian oksigen terkurangi lebih besar. Jadi, pelepasan oksigen oleh sel-sel darah merah ke jarangan meningkat sesuai dengan tingkat penggunaan oksigen oleh jaringan tersebut.
Ketika darah arteri mencapai kapiler dalam jaringan yang menyerap oksigen darah menemui lingkungan yang relatif rendah konsentrasi oksigen. Dalam kedaan seperti itu , sebagian oksigen dilepaskan dari haemoglobin darah dan bercampur dalam sel jaringan, dimana oksigen dapat digunakan dalam metabolisme aerobik. Sebagai oksigen darah yang telepas ke jaringan tersebut ditentukakan oleh konsentrasi oksigen jaringan tersebut. Pada jaringan yang lambat menyerap oksigen, oksigen yang dilepaskan dari sel darah merah relatif kecil, namun pada jaringan yang cepat menyerap oksigen
bagian-bagian oksigen terkurangi lebih besar. Jadi, pelepasan oksigen oleh sel-sel darah merah ke jarangan meningkat sesuai dengan tingkat penggunaan oksigen oleh jaringan tersebut.
Haemoglobin dibawa oleh sel
darah merah (eritrosit) sirkulasi. Sirkulasi ini berputar selama kurang lebih
10 hari yang mengandung kira-kira 3 x 10 sel darah merah. Estimasi kasar kadar
haemoglobin darah dapat diperoleh dari jumlah hematokrit atau dari jumlah darah
dengan rekonsumsi tiap sel darah merah yang mempunyai haemoglobin normal
(Astrand, 1986 : 131-132).
Sintesis haemoglobin terjadi didalam organ haemopetik (sumsum tulang) mula-mula suksinat dan glisin bergabung didalam organ haemopetik membentuk asam amino ketaodipat dan asam amino levulinat. Kedua asam tersebut dihasilkan dibawah pengaruh ALA (amino laevulinic acid) sintesis yang merupakan enzim pengatur kecepatan bagi keseluruhan sintesis haemoglobin. Dua molekul ALA berkondensasi menjadi satu molekul porfobilinogen, monopirol pengganti dan empat molekul porfobilinogen berkondensasi (menggunakan uroporfirinogen I sintase dan uroporfirinogen III ko-sintese) untuk membentuk komponen isomer terapirol (pofirin) siklik, uroporfirinogen seri I dan III. Uroporfirinogen I merupakan prekursor porfirin lain, tetapi tak berperanan lebih lanjut dalam sintesis heme. Uroproporfirinogen III merupakan prekursor seri porfirin III dan dikonversi menjadi koproporfirinogen IX yang mengehelasi besi (II) (ion ferro) untuk membentuk hame. Hame menghambat ALA sintase dan membentuk kontrol umpan balik atas sintesa profirin serta haemoglobin.
Tiap molekul hame bergabung dengan satu molekul globin dan semua molekul haemoglobin mengandung 4 pasang hame + globulin dengan berat molekul total 68.000. Beberapa jenis polipeptida globin bisa mengambil bagian di dalam molekul haemoglobin, haemoglobin dewasa normal, HbA, mempunyai dua rantai a globin dan dua rantai b globin. Eritrosit juga mengandung sejumlah kecil protopofirin bebas (Baron, 1990:140). Katabolisme haemoglobin terjadi didalam sistem retikulo endothelial, eritrosit dirusak dan dilepaskan haemoglobin. Beberapa hame dilepaskan ke dalam sumsum tulang selama maturasi eritoblas atau dari sel-sel yang mati pada seritropoesis yang tidak efektif.
Sintesis haemoglobin terjadi didalam organ haemopetik (sumsum tulang) mula-mula suksinat dan glisin bergabung didalam organ haemopetik membentuk asam amino ketaodipat dan asam amino levulinat. Kedua asam tersebut dihasilkan dibawah pengaruh ALA (amino laevulinic acid) sintesis yang merupakan enzim pengatur kecepatan bagi keseluruhan sintesis haemoglobin. Dua molekul ALA berkondensasi menjadi satu molekul porfobilinogen, monopirol pengganti dan empat molekul porfobilinogen berkondensasi (menggunakan uroporfirinogen I sintase dan uroporfirinogen III ko-sintese) untuk membentuk komponen isomer terapirol (pofirin) siklik, uroporfirinogen seri I dan III. Uroporfirinogen I merupakan prekursor porfirin lain, tetapi tak berperanan lebih lanjut dalam sintesis heme. Uroproporfirinogen III merupakan prekursor seri porfirin III dan dikonversi menjadi koproporfirinogen IX yang mengehelasi besi (II) (ion ferro) untuk membentuk hame. Hame menghambat ALA sintase dan membentuk kontrol umpan balik atas sintesa profirin serta haemoglobin.
Tiap molekul hame bergabung dengan satu molekul globin dan semua molekul haemoglobin mengandung 4 pasang hame + globulin dengan berat molekul total 68.000. Beberapa jenis polipeptida globin bisa mengambil bagian di dalam molekul haemoglobin, haemoglobin dewasa normal, HbA, mempunyai dua rantai a globin dan dua rantai b globin. Eritrosit juga mengandung sejumlah kecil protopofirin bebas (Baron, 1990:140). Katabolisme haemoglobin terjadi didalam sistem retikulo endothelial, eritrosit dirusak dan dilepaskan haemoglobin. Beberapa hame dilepaskan ke dalam sumsum tulang selama maturasi eritoblas atau dari sel-sel yang mati pada seritropoesis yang tidak efektif.
Globin terpisah dari hame
dan terbentuk hemeatin, dalam besi hame dioksidasi menajadi besi III (feri).
Kemudian cincin poriferin terbuka dan besi dilepaskan, disertai pembentukan
komponen biliverdin berantai lurus. Ia dikonversi ke bilirubin dengan reduksi.
Jalur minor mula-mula membuka cincin untuk membentuk koleglobin dan kemudian
melapaskan besi dan globin untuk menghasilkan biliverdin globin dan kemudian
biliverdin. Besi dan asam-asam amino globin ditahan, kemudian cincin priol
diekskresikan sebagai bilirubin. Laki-laki dewasa normal mengandung sekitar 800
gram haemoglobin (nilai rujukan di dalam darah: 13-18 g/dl), yang sekitas 7 g
dihasilkan dan dirusak tiap hari. Pada wanita, haemoglobin tubuh total sekitar
600 g (nilai rujukan didalam darah: 11,5-16,5 g/dl) (Dikutip dari V.O.Wiharmoko
P, 2004: 15).
Pemeriksaan Hemoglobin metode sahli
Pemeriksaan Hb menurut Sahli
digolongkan kepada metoda colorimetri.
Prinsipnya, Hb darah diubah menjadi Hematin
chlorida, yang warnanya menjadi coklat tua (tengguli). warna yang terjadi diencerkan
dengan aquadest sampai dengan warna standart Hematin chlorida.
Peralatan :
Alatnya disebut "HAEMOMETER" yang
terdiri dari :
1.
Sepasang cylinder glass berisi larutan
standart warna, kita sebut saja pembanding warna.
2.
Tabung pengukur (tabung pengencer) yang
mempunyai garis-garis, skala yang
menunjukan
kadar Hb. Skala yang terendah adalh angka 2.
3.
Pipet darah kapiler (Pipet Hemoglobin)
seukuran yang mempunyai volume 20 mm3 pada Garis batasnya
4.
Pipet pasteur untuk aquadest
5.
Batang glas pengaduk
Reagen yang diperlukan : HCl 0,1 N dan
Aquadestilata
Tehnik Pemeriksaan :
1.
Siapkan tabung dan isilah dengan HCl 0,1 N
hingga garis yang terendah (pada angka 2).
2.
Kemudian buatlah luka kapiler pada jari
sedemikian rupa hingga darah keluar dengan baik tanpa
memijat-mijat jari.
3.
Hisaplah dengan pipet kapiler Hemoglobin
(slang penghisap dibibir pemeriksa) darah peripher tsbt. hingga garis batas 20
mm3.
4.
Bersihkan, disapu dengan kertas saring, darah
yang terdapt dibagian luar ujung pipet. Hati-hati jangan sampai darah dalam
kapiler turut keluar.
5.
Masukkan pipet kapiler tsbt. kedalam tabung
pengukur hingga tercelup didalam HCl 0,1 N dan hembuskan perlahan-lahan. Isap
dan hembuskan lagi supaya isi tabung tercampur dengan baik. Letakkan tabung
pengukur tsbt. diantara dua telapak tangan dan kocoklah beberapa saat,
Tunggulah 1-2 menit. Terjadi warna coklat tua.
6.
Ambilah Aquadest dengan pasteur pipet dan
teteskan tetes demi tetes kedalam larutan Hematin chlorida yang berwrna coklat
tua itu dan aduk dengan batang gelas pengaduk. Dengan melatakkan kedalam celah
diantara cylinder warna standart kita samakan isi tabung perngukur itu. Bila
masih terlalu tua warnanya tetesi lagi aquadest. Bila terlampau banyak aquadest
dan warna menjadi lebih muda maka pemeriksaanharus diulang dari awal.
7.
Setelah tercapai warna yang sama, kita
perhatikan garis batas mana yang dicapai oleh permukaan larutan, menumjukan
skala atau kadar Hb. dalam gr%.
Misalnya : pada angka 13 >>> jadi kadar Hb = 13 gr%
Nilai normal hemoglobin
Menurut Soenarto (1980) dengan pemeriksaan Hb
ini kita akan mendapatkan gambaran dari penderita apakah normal atau abnormal .
Nilai atau batas terendah manakah dari Hb yang dianggap normal ? Untuk itu
perlu kita menggunakan kriteria yang seragam ialah dari WHO (1972). Ini telah
dipakai dan dianjurkan oleh ahli-ahli kita. Kriteria persangkaan Anemi pada
seseorang bila Hb dibawah :
Pria dewasa 13 g %
Wanita tak hamil 12 g %
Wanita hamil 11 g %
Anak :
6 bl — 6 th 11 g %
6 th — 14 th 12 g %
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara cyanmet, namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir terhadap cara cyanmet.
Sampai saat ini baik di PUSKESMAS maupun dibeberapa Rumah sakit di negara kita masih menggunakan alat Sahli.
Pria dewasa 13 g %
Wanita tak hamil 12 g %
Wanita hamil 11 g %
Anak :
6 bl — 6 th 11 g %
6 th — 14 th 12 g %
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara cyanmet, namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir terhadap cara cyanmet.
Sampai saat ini baik di PUSKESMAS maupun dibeberapa Rumah sakit di negara kita masih menggunakan alat Sahli.
Kesalahan kesalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan
hemoglobin
Berdasarkan p etunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 1991, Kesalahan – kesalahan yang
sering terjadi ialah :
1.
Alat / regen kurang sempurna, yaitu :
a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul
b. Warna standard sering sudah pucat.
c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.
2.
Orang
yang melakukan pemeriksaan :
a. Pengambilan
darah kurang baik.
b. Penglihatan
pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c. Intensitas
sinar/penerangan kurang.
d. Pada
waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e. Pipet
tidak dibilas dengan HCL.
f. Pengenceran
tidak baik.
3.2 Konsep Malaria
a.
Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh parasit
( protozoa ) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 )
( protozoa ) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 )
Malaria adalah penyakit protozoa yang
ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles ( N’ach, 2003 : 207 ).
Malaria adalah penyakit yang menyerang
manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat
yang disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali gejala
meriang ( panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan.
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat
cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa
genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang
ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat
dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).
Malaria adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia, Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina. ( Drs. Bambang Mursito, Apt.M.Si.2002 )
Malaria adalah penyakit yang terjadi bila
eritrosit di inovasi oleh salah satu dari empat spesies parasit protozoa
plasmodium ( Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Volume 2. 2002 ).
Proses Kehidupan Plasmodium
Sebagaimana
makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan yang
meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses hidupnya,
plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari haemoglobin sel darah merah.
Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam
sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu indikator dalam
identifikasi. Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah
perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat
dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu
stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses
membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan
darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam
siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi
parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda. Ketiga,
pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang
berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, penyebaran
sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan sitoplasma.
Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
Keempat,
berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel
menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium,
yaitu:
1. Pembiakan seksual. Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh
nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametosit (sel jantan) dan
makrogametosit (sel betina) terhisap vektor bersama darah penderita, maka
proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini
akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya
menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal
dalam kelenjar ludah vektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit
sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas
ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan
lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda,
yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan
siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsiparum: jumlah sporozoit dalam
ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium
malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni
selama 26-28 hari
2. Pembiakan aseksual. Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh
manusia melalui proses sizogoni yang terjadi melalui proses pembelahan sel
secara ganda. Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya
sampai batas tertentu tergantung pada spesies plasmodium. Bila pembelahan inti
telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan
terjadilah sel baru yang disebut merozoit.
a. Kelima, reaksi terhadap rangsangan. Plasmodium memberikan
reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium
untuk mempertahankan diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap
dirinya. Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi)
terhadap obat anti malaria yang digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses
pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka
dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:
Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
b. Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.
c. Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses
pembentukan sel kelamin.
Oleh karena dalam setiap
stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi morfologi parasit juga akan
mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam stadium-stadium itu sendiri
terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan
tropozoit dewasa. Sizon muda, sizon tua, dan sizon matang. Gametosit muda,
gametosit tua, dan gametosit matang.
Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa. Pada saat menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi merozoit-merozoit baru. Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada plasmodium falsiparum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.
Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoit pada darah sering rendah. Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat. Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan. Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre paten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsiparum selama 9-14 hari, Plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.
Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa. Pada saat menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi merozoit-merozoit baru. Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada plasmodium falsiparum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.
Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoit pada darah sering rendah. Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat. Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan. Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre paten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsiparum selama 9-14 hari, Plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.
Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia
Ketika nyamuk anopheles
betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar
sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati.
Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam
sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar
merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam
eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon
tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia. Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati –disebut hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale. Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua – bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.
Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia. Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati –disebut hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale. Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua – bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.
Ada empat jenis
Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu sebagai berikut :
1.
Plasmodium
Vivax, menyebabkan malaria vivax yang disebut pula sebagai malaria tertiana. Malaria tertiana (paling ringan), yang
disebabkan Plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari
sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah
infeksi).
2.
Plasmodium
falciparum, menyebabkan malaria falciparum yang dapat pula disebut sebagai
malaria tersiana. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau
disebut juga malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan
penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering
menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.
3.
Plasmodium
malariae, menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana karena serangan
demam berulang pada tiap hari keempat. Malaria kuartana yang disebabkan
Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit
malaria tertiana atau tropika, gejala
pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi
terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.
4.
Plasmodium
ovale, menyebabkan malaria ovale dengan gejala mirip malaria vivax. Malaria ini merupakan jenis ringan
dan dapat sembuh sendiri
3.3 Gejala Malaria
Gejala
serangan malaria pada penderita yaitu:
Gejala klasik, biasanya ditemukan pada
penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum
mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita malaria.
Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan:
·
Menggigil (selama 15-60 menit), terjadi
setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang
menimbulkan mengigil-dingin.
·
Demam (selama 2-6 jam), timbul setelah
penderita mengigil, demam dengan suhu badan sekitar 37,5-40 derajad celcius,
pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5 persen) suhu meningkat sampai
lebih dari 40 derajad celcius.
·
Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah
demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat
bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh
seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat
kembali.
Gejala
malaria berdasarkan jenis malaria antara lain:
a.
Gejala Malaria Vivax & Ovale
Gejala
yang terlihat sangat samar; berupa demam ringan yang tidak menetap, keringat
dingin, dan berlangsung selama 1 minggu membentuk pola yang khas. Biasanya
demam akan terjadi antara 1 – 8 jam. Setelah demam reda, pengidap malaria ini
merasa sehat sampai gejala susulan kembali terjadi. Gejala jenis malaria ini
cenderung terjadi setiap 48 jam.
b.
Gejala Malaria Falciparum
Gejala awal
adalah demam tinggi, suhu tubuh naik secara bertahap kemudian tiba-tiba turun.
Serangan bisa berlangsung selama 20 – 36 jam, dan penderita mengalami sakit
kepala hebat. Setelah gejala utama mereda, pengidap akan merasa tidak nyaman.
Gejala Malaria Malariae
(kuartana) Suatu serangan seringkali dimulai secara samar-samar. Serangannya
menyerupai malaria vivax, dengan selang waktu setiap 72 jam.
5 MAKANAN PENINGKAT HEMOGLOBIN
Seperti diketahui, penurunan jumlah
sel darah merah adalah masalah serius yang dapat menjadi tanda anemia, infeksi,
atau bahkan pendarahan. Mengingat fungsi dan tugas hemoglobin sangat vital, ada
beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga hemoglobin tetap sehat.
Caranya cukup mudah dan sederhana,
yakni dengan mengonsumsi beberapa makanan berikut ini, seperti yang dipapakan
dalam laman healthmeup:
* Daging merah: Meski belakangan ini daging merah
kerap mendapat reputasi buruk. Tetapi makanan kaya zat besi ini dapat membantu
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah Anda. Daging merah tinggi akan zat
besi heme, yang dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Tapi ingat, konsumsi
daging merah secara berlebihan dapat memicu perkembangan penyakit jantung. Diet
seimbang adalah kuncinya.
* Sayuran : Beetroot, bayam, kacang polong,
kubis, lobak, kentang dan kembang kol adalah sayuran sekaligus obat alami untuk
meningkatkan jumlah darah, ia memiliki kemampuan untuk regenerasi zat besi dan
mengaktifkan sel-sel darah merah, memasok oksigen segar ke darah.
* Buah-buahan : Buah-buahan seperti kismis, plum,
buah ara kering, aprikot, apel, anggur dan semangka tidak hanya membantu
sel-sel darah merah mengalir tetapi juga meningkatkan jumlah darah. Bahkan,
aneka produk buah jeruk juga dipercaya mampu untuk memikat zat besi.
* Kacang: Hampir semua kacang memiliki
kandungan zat besi di dalamnya, meski ada beberapa jenis kacang yang tidak
memilikinya. Dari semua jenis kacang yang ada, kacang almond merupakan jenis
yang memiliki kandungan zat besi paling tinggi. Satu ons almond setiap hari menyediakan
sedikitnya 6 persen dari kebutuhan zat besi.
* Roti, Pasta, Sereal: Periksalah label pada kemasan roti
gandum, pasta, dan sereal yang Anda beli. Setiap paket harus mengandung 20
persen atau lebih dari nilai harian asupan zat besi. Gandum menawarkan banyak
manfaat kesehatan yang setiap orang harus mencoba memasukkannya ke dalam diet
sehari-hari, karena kandungan zat besi yang tinggi di dalamnya.
Hemoglobin yang terdapat dalam
konsentrat darah merah setelah serumnya dipisahkan dengan menggunakan
sentrifugasi, dapat digunakan sebagai protein fungsional. Jika pigmen hem
dihilangkan dari hemoglobin maka akan tersisa globin yang masih berwarna merah
muda. Konsentrat globin memiliki sifat aktivitas permukaan yang tinggi dan
memiliki sifat pembentukan busa yang baik. Globin komersial telah digunakan
untuk menggantikan sebagian daging bebas lemak pada produk patty. Globin dalam
produk ini memiliki sifat fungsional yang serupa dengan protein kedelai dan
protein susu. Fibrinogen Fibrinogen dapat diubah menjadi fibrin dengan bantuan
enzim trombin sehingga terbentuk gel. Proses ini tidak memerlukan panas. Untuk
membuat reformed meat (daging dengan sifat-sifat tekstur yang baik), potongan
daging dicampur dengan larutan fibrinogen yang telah ditambahkan trombin sesaat
sebelum dicampurkan dengan potongan daging. Campuran daging kemudian
ditempatkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai terbentuk daging dengan
sifat-sifat yang diinginkan. Pembentukan gel pada daging ini terjadi pada suhu
rendah (2–10 derajat Celcius adalah suhu optimumnya), hal ini menguntungkan
karena proses pembuatan produk ini dapat dilakukan pada suhu rendah sehingga
kerusakan daging akibat pertumbuhan mikroorganisme dapat dihambat. Setelah
jadi, daging diangkat dari cetakan dan dipotong-potong. Dengan menggunakan cara
di atas, reformed steaks dapat dibuat tanpa pembekuan dan penambahan garam atau
fosfat. Selain itu, tidak diperlukan tahap pemasakan sehingga steak dapat
dipasarkan dalam bentuk segar. Di Inggris, produk steak yang dibuat dengan menggunakan
gel fibrin dipasarkan dengan nama superglue steaks. Sebagai tambahan, selain
unsur-unsur yang terdapat dalam darah, darah sendiri dalam bentuk tepungnya
juga dapat digunakan sebagai pewarna dan suplemen untuk meningkatkan gizi
(sebagai sumber yang kaya Fe dan protein).
kebutuhan fisik ibu
hamil memang sangat di perlukan bagi ibu hamil, karena ini tentu
sangat berpengaruh terhadap kehamilan atau kandungan ibu yang sedang hamil.
Namun tentu kebutuhan fisik ibu hamil tersebut harus kita ketahui agar
bisa membantu sang janin bisa bertumbuh kembang secara baik dan lahir dengan
sehat tanpa kekurangan suatu apapun.
BERIKUT INI KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL
a.
Oksigen
Oksigen
sangatlah dibutuhkan bagi ibu yang hamil, di butuhkan oksigen dengan jumlah
yang lebih banyak hal ini di sebabkan si ibu bernafas lebih banyak antara 20 –
25 % dari hari biasanya saat belum hamil. saat kehamilan sedang terjadi
perubahan dari sistem respirasi agar bisa memenuhi kebutuhan akan oksigen.
Kebutuhan akan oksigen ini terus meningkat dikarenakan, ibu yang sedang hamil
bernafas untuk dua orang yaitu si ibu dan janin di dalam kandungan. Dan umumnya
selama ibu sedang hamil ini akan sering mengalami keluhan seperti, sesak nafas
dan keluhan ini terjadi pada ibu yang hamil.
b.
Nutrisi
Makanan untuk
ibu hamil haruslah lebih diperhatikan lagi supaya mempertahankan kesehatan dan
kekuatan badan sang ibu. Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Nutrisi
sangat dibutuhkan bagi fisik ibu hamil agar bisa menyembuhkan luka setelah
persalinan dan sebagai cadangan masa laktasi.
c.
Personal Hygine
Selain
membutuhkan oksigen dan nutrisi ibu yang hamil juga sangat membutuhkan
kebersihan diri, pakaian yang di pakai harus sering sering diganti, perawatan
dan kebersihan gigi, pemeliharaan payudara juga penting, putting susu juga
harus dibersihkan karena kelak akan di berdampak pada sang bayi.
d.
Pakaian
Pakaian yang
hendaknya longgar tidak ketat dan di buat dari bahan katun jangan lupa
menggunakan sepatu sebagai alas kaki .
e.
Eliminasi
Pada saat
proses eliminasi sering sekali terjadi obstipasi kepada wanita hamil, ini di
karenanakan kurangnya gerak badan. supaya melancarkan BAB banyaklah minum,
gerakkan badan anda dengan cukup, banyaklahme makan buah buahan dan sayur
sayuran.
f.
istirahat dan tidur yang cukup.
Anda juga
harus istirahat yang cukup, seandainya anda ibu rumah tangga tetap harus
menjaga kondisi tubuh anda jangan telalu lelah, begitu juga anda yang bekerja
sebagai wanita karir. Sebaiknya anda melakukan cuti jika anda bekerja melebihi
paruh waktu.
g.
Imunisasi
lakukanlah imunisasi agar
kandungan anda tetap sehat. tulah kebutuhan fisik ibu hamil yang
harus anda ketahui walaupun anda belum mengandung, namun anda memang harus
mengetahui kebutuhan fisik ibu
hamil agar anda mempersiapkan semuanya dengan tepat.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hemoglobin adalah
metal-protein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah
dalam darah mamalia dan hewan lainnya.
- Reaksi bertahap dapat dinayatakan dalam persamaan reaksi kesetimbangan:
·
Reaksi bertahap dapat
dinayatakan dalam persamaan reaksi kesetimbangan :
·
Hb + O2 -> Hbo2
· HbO2 + O2 ->
Hb (O2)2
· Hb (O2)2 + O2 -> Hb (O2)3
· Hb (O2)3 + O2 -> Hb (O2)4
Reaksi keseluruhan:
· Hb + 4O2
->Hb (O2)4
4.
Penggabungan oksigen dengan molekul hemoglobin (Hb) merupakan reaksi yang
sangat kompleks. HbO2 adalah oksihemoglobin, kompleks hemoglobin
yang menjadi alat transportasi oksigen ke jaringan
5. Faktor-faktor
yang mempengaruhi afinitas hemoglobin (hb) terhadap o2
·
Keasaman atau pH
·
PO2 atau Tekanan Parsial O2
·
PCO2 atau Tekanan Parsial CO2
·
Temperatur atau Suhu
·
BPG
6.
Kegunaan hemoglobin, yaitu
·
Mengatur pertukaran
oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan -jaringan tubuh.
·
Mengambil oksigen dari
paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan - jaringan tubuh untuk dipakai
sebagai bahan bakar.
·
Membawa karbondioksida
dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di
buang.
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/Hemoglobin%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
(diakses
pada tanggal 27 Februari 2011)
http://blstb.msn.com/i/2A/E1C095CE268BD4D5BCB886784A236E.jpg
(diakses pada tanggal 28 Februari 2011)
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biochemistry/2113294-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-afinitas/
(diakses
pada tanggal 27 Februari 2011)
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2016228-apa-itu-hemoglobin/
(diakses
pada tanggal 27 Februari 2011)
http://pangansehati.files.wordpress.com/2009/07/hemoglobin.jpg
(diakses pada tanggal 28 Februari 2011)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/Chapter%20II.pdf
(diakses
pada tanggal 27 Februari 2011)
http://www.coheadquarters.com/PennLibr/MyPhysiology/lect4p/fig7.07.gif
(diakses pada tanggal 28 Februari
2011)
Comments