Psikologi Perkembangan Anak & Remaja
“Psikologi Perkembangan Anak &
Remaja”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan resensi ini dengan tepat waktu.
Resensi dengan judul “ Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja ” ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Perkembangan
Anak & Remaja.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan resensi ini
masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
resensi ini. Harapan saya semoga resensi ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
resensi ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Resensi ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan resensi ini.
Pinrang , 17 januari 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.
Pengertian
Psikologi Perkembangan.................................................. 1
B.
Beberapa Teori
Perkembangan.......................................................... 1
C.
Memahami
Perkembangan Anak....................................................... 2
BAB II KONSEP DASAR PERKEMBANGAN....................................... 3
A.
Pengertian Dan
Ciri-Ciri Perkembangan............................................ 3
B.
Prinsip-Prinsip
Perkembangan........................................................... 3
C.
Fase-Fase
Perkembangan................................................................... 4
BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN..................................................................................... 5
A. Heriditas (Keturunan/Pembawa)...................................................... 5
B. Lingkungan
Perkembangan............................................................... 5
C. Faktor-Faktor
Keluarga Yang Mempengaruhi Perkembangan
Anak
(Remja)..................................................................................... 5
BAB IV TUGAS-TUGAS
PERKEMBANAGAN...................................... 9
A. Pengertian
Dan Sumber Tugas-Tugas Perkembangan....................... 9
B. Tugas-Tugas
Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan.......... 9
C. Peranan
Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas-Tugas
Perkebangan
Siswa............................................................................ 11
BAB V ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN........................................... 13
A.
Perkembangan
Fisik........................................................................... 13
B.
Perkembangan
Inteligensi.................................................................. 13
C.
Perkembangan
Emosi......................................................................... 16
D.
Perkembangan
Bahasa....................................................................... 17
E.
Perkembangan
Sosial......................................................................... 18
F.
Perkembangan
Moral......................................................................... 20
G.
Perkembangan
Kesadaran Beragama................................................. 21
BAB VI KARAKTERISTIOK SETIAP
FASE PERKEMBANGAN....... 23
A. Karasteristik Perkembangan
Pada Fase Orok............................... 23
B.
Fase Bayi........................................................................................... 23
C.
Fase Remaja....................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 31
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Psikologi
perkembangan merupakan “cabang psikologi
yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses
perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati” (Ross vasta
.dkk.,1992). Ada dua tujuan penelitian perkembangan ,yaitu :
1.
Memberi gambaran tentang
tingkah laku anak yang meliputi pertanyaan – pertanyaan seperti : kapan mulai
berjalan?
2. Mengidentifikasi
faktor penyebab dan propses yang melahirkan perubahan perilaku dari satu
perkembangan ke perkembanagan berikutnya.
B.
BEBERAPA
TEORI PERKEMBANGAN
1.
PENDEKATAN PERKEMBANGAN
KOGNITIF
Perkembanagn ini didasarkan kepada
asumsi atau keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang pundamental
dan yang membimbing tingkah laku anak . Ada tiga model perkembangan kognitif
ini , yaitu:
a. Model
dari piaget
Piaget
berpedapat bahwa perkembanga manusia
dapat di gambarkan dalam konsep fungsi dan struktur .
b. Model
Pemrosesan Informasi
Pendekatan
ini merumuskan bahwa kognitif manusia sebagai sistem yang terdidri atas tiga
bagian :
1. Input
2. Proses
3. Output
c. Model
Kognisi sosial
Kognisi
sosial dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang lingkungan sosial dan
hubungan interpersonal.
2.
PENDEKATAN BELAJAR ATAU
LINGKUNGAN
a. Respondent
Behavior, merupakan respons yang didasarkan kepada refleks yang dikontrol oleh
stimulus .
b. Operant
Behavior, yaitu tingkah laku suka rela yang di kontrol oleh dampak atau
konsekuensinya .
Ada
empat tipe cara pengkondisian dalam kegiatan belajar.
1.
Habituasi
2.
Respondent Konditioning
( klassikal ).
3.
Operant Konditioning .
4.
Diskriminating
Learning.
3.
PENDEKATAN ETEOLOGI
Pendekatan ini merupakan studi
perkembangan dari perspektif evolusioner yang didasarkan pada pernisip-perinsip
evolusi yang di tunjukkan pertama kalinya oleh Charles Darwin. Konsep ini
merujuk kepada asal usul biologis atau evolusioner tentang tingkah laku sosial.
C.
MEMAHAMI
PERKEMBANGAN ANAK
Dalam upaya
medidik atau membimbing anak/remaja, agar mereka dapat mengembangkan pontensi
dirinya seoptimal mungkin, maka bagi para pendidik, oarng tua, tau siapa saj
yang berkepintangan dalam pendidikan anak perlu dianjurkan untuk memahami
perkembangan anak
BAB
2
KONSEP
DASAR PERKEMBANGAN
A. PENGERTIAN
DAN CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
Perkembangan
adlah perubahan-perubanan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya atau kematangannya (Maturation) yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan fisif maupun psikis.
B. PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN
1. PERKEMBANGAN
MERUPAKAN PROSES YANG TIDAK PERNAH BERHENTI
(NEVER ENDING PROCES)
Manusia secara
termenerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau
belajar sepanjang hidupnya.
2. SEMUA
ASPEK PERKEMBANGAN SALING MEMPENAGARUHI
Setiap aspek
perkembangan individu , baik fisik,emosi,intelegensi , maupun sosial,satu sama
lainnya saling mempenagruhi.Terdapat hubungan atau korelasi yang positif di
antara aspek tersebut.
3. PERKEMBANGAN
ITU MENGIKUTI POLA TAUA ARAH TERTENTU
Perkembanagan terjadi
secara teratur mengikuti pola atau rah tertentu. Sementara itu, Yelon dan
Weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan itu sebagai
berikut.
a. Cephalocaudal
& proximal-distal.
b. Struktur
mendahului fungsi
c. Perkembangan
itu berdiferensasi
d. Perkembangan
itu berlangsung dari kongkret dan abstrak
e. Perkembangan
itu berlangsung dari egosintresme ke perspektivisme
f. Perkembangan
itu berlansung dari”outter control to conttrol”.
4. PERKEMBANGAN
TERJADI PADA TEMPO YANG BERJALAN
Perkembangan fisik
mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada
yang cepat dan ada yang lambat).
5. SETIAP
FASE PERKEMBANGAN MEMPUNYAI CIRI KHAS
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai
berikut: (a) sampai usia dua tahun , anak memusatkan untuk mengenal
lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara; (b) pada usia
tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial
(belajar bergaul dengan orang lain ).
6. SETIAP
INDIVIDU YANG NORMAL AKAN MENGALAMI TAHAPAN /FASE PERKEMBNGAN
Prinsip ini berarti
bahwa dalam menjalni hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan
mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan
masa tua.
C.
FASE-FASE
PERKEMBANGAN
1.
PENGERTIAN
DAN KRITERIA MENENTUKAN FASE PERKEMBANGAN
Fase
perkembangan dapat diartikan sebagai pendapat atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau poila-pola
tingkah laku tertentu.
2.
KRITERIA
PENAHAPAN PERKEMBANGAN
a. Masa
usia prasekolah
b. Masa
usia sekolah dasar
c. Masa
usia sekolah menengah
d. Masa
usia kemahasiswaan
BAB
3
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Setiap individu
dilahirkan ke dunia dengaqn membawa heriditas tertentu. ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan sipat orang tuanya.
A. HERIDITAS (KETURUNAN/PEMBAWA)
Heriditas merupakan
faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu.
B.
LINGKUNGAN
PERKEMBANGAN
Urie bronfrenbrenner
dan Ann crouter (sigelman dan shaffer,
1995: 86) mengumukakan bahwa linngkungan perkembangan merupakan “berbagai
peristiwa,situasi atau kondisi di luar organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
perkembangan individu “.
1.
LINGKUNGAN
KELUARGA
a. Pengertian
Keluarga
Dalam masyarakat
modern, telah terjadi perubahan dalam cara mendidik anak dan remaja dalam
keluarga. Misalnya, orang tua memberikan banyak kelonggaran dan “serba boleh”
kepada anak dan remaja.
b. Peranan
dan fungsi keluarga
Keluarga memiliki
peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Keluarga
juga dipandang sebagai institusi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani
(manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya dan
pengembangan ras manusia.
C.
FAKT
OR-FAKTOR KELUARGA YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK (Remja)
1. Keberfungsian
keluarga
Keluarga
yang fungsional (normal) yaitu keluarga yang telah mampu melaksakan fungsinya
sebagaimana yang sudah dijelaskan. Berkaitan dengan masalah disfungsional
keluarga tersebut, Stephen R. Covey (1997:17,20-21, dan 390) mengemukakan bahwa
sekitar 30 tahun yang lalu telah terjadi perubahan situasi keluarga yang sangat
kuat dan dramastis, yaitu terjadi peristiwa berikut.
a. Angklah
kelahiran anak yang tidak sah meningkat menjadi 400%.
b. Persentase
kepala keluarga oleh “oarng tua tunggal” (single parent) telah berlipat ganda.
c. Angka perceraian
yang terjadi telah berlipat
ganda, banyak pernikahan yang berakhir dengan perceraian.
d. Peristiwa
bunuh diri di kalangan remaja meningkat sekitar 300%.
e. Skor
bakat skolastik para siswa turun sekitar 73 butir.
f. Masalah
nomor satu para wanita Amerika pada saat ini adalah tindakan kekerasan
(pemerkosaan). Sekitar empat juta wanita telah m,endapatkan perlakuan kasar
dari para partnernya.
g. Seperempat
remaja yang melakukan hubungan seksual telah terkena penyakit kelamin sebelum
menamatkan sekolahnya di SMU.
2. Pola
hubungan orang tua – Anak (Sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak)
Terdapat
beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang masing-masing
mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kepribadian anak.
a. Remaja
yang memiliki “ego stregth” ( kematangan emosional, integrasi pribadi, otonomi,
bertingkah laku rasioanal, persepsi diri dan sosial yang akurat, dan keinginan
untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat),secara konsisten
berkaitan erat dengan pengalamannnya di lingkungan keluarga yang saling mempercayai
dan menerima.
b. Remaja yang memiliki “superego stregth” (berperilaku secara efektif yang dibimbing
oleh kata hatinya) sangat berkaitan erat dengan keberaturan dan konsistensi
kehidupan keluarganya.
c. Remaja
yang “friendliness” dan “spontanetty” berhubungan erat dengan iklim keluarga
yang demokratis.
d. Remaja
yang bersikap bermusuhan dan memilki perasaan gelisah atau cemas terhadap
dorongan-dorongan dari dalam, berkaitan erat dengan keluarga yang otoriter.
3. Kelas
sosial dan status ekonomi.
a. Kelas
bawah : cenderung lebih keras dalam “toilet training” dan lebih sering
menggunakan hukuman fisik, sibandingkan dengan kelas menengah.
b. Kelas
menengah : cenderung lebih memberikan poengawasan, dan perhatiannya sebagai
orang tua.
c. Kelas
atas : cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan
tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan yang reputasinya tinggi ,
dan biasanya senang mengembangkan apresiasi estetikanya.
2.
LINGKUNGAN
SEKOLAH
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sitematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual,
intektual, emosional, maupun sosial.
3.
KELOMPOK
TEMAN SEBAYA
Kelompok
teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa) mempunyai peranan
yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya . Aspek kepribadian
remaja yang berkembang secara menonjol
dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya , adalah :
a. Social
Cognition : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan
tingkah laku dirinya dan orang lain.
b. Konformitas
: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai, kebiasaan,
kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.
Pengaruh kelompok teman
sebaya terhadap remaja itu ternyata berkaitan dengan iklim keluarga remaja itu
sendiri. Remaja yang memi9lki hubungan yang baik dengan orangtuanya (iklim
kerluarga sehat) cenderung dapat menghindarkan diri dari pengaruh negatif teman
sebayanya.
BAB
4
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANAGAN
A.
PENGERTIAN
DAN SUMBER TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Robert
Havighurst (Adam & Gullota, 1983) melalui prespektif psikososial
berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan
tugas-tugas perkembangan yang khusus.Tugas perkembangan itu merupakan suatu
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individiu, yang
apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagian dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya: sementara pabila gagal, maka
akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya.
B.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN PADA SETIAP FASE PERKEMBANGAN
1. TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN PADA USIA BAYI DAN KANAK-KANAK (0,0-6,0)
a. Belajar
berjalan.
b. Belajar
memakan makanan padat .
c. Belajar
berbicara.
d. Belajar
buang air kecil dan buang air besar.
e. Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin.
f. Mencapai
kestabilan jasmania fisiologis.
g. Membentuk
konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam.
h. Belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orangtua, sawdara dan orang lain.
i.
Belajar mengadakan
hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
2. TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA
SEKOLAH (6,0-12,0)
a.
Belajar memperoleh
keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
b. Belajar
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk biologis.
c. Belajar
bergaul dengan teman-teman sebaya.
d. Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, apabila anak sudah masuk
sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak.
e. Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar
mengembangkan konsep sehari-hari.
g. Mengembangkan
kata hati.
h. Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i.
Mengembangkan sikap
positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
3.TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
William Kay Mengemukakan
perkembangan remaja itu sebagai berikut :
a.
Menerima fisiknya
sendiri berikut keragaman kualitasnya
b. Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua figur-figur yang mempunyai otoritas .
c. Mengembangkan keterampialan komunikasi
interpersonal dan cara individual maupun kelompok.
d. Menemukan
manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerioma
dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat
self control ( kemampuan
mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup
(Weltanschaunung)
g. Mampu
meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Secara
rinci, Havigrus (1961) menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu sebagai
berikut:
1. Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai
peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima
keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai
kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai
jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih
dan Mempersiapkan karier (pekerjaan)
7. Mempersiapkan
pernikahan dan hidup berkeluarga.
8.
Mengembangkan
keterampialan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9. Mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
10. Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingklah
laku.
11. Beriman
dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa.
C. PERANAN SEKOLAH DALAM
MENGEMBANGKAN TUGAS-TUGAS PERKEBANGAN SISWA
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksakan program
bimbingan, pengajaran dan pelatiahan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spritual,
intelektual , emosional maupun sosial.
1. PENCAPAIN
TUGAS PERKEMBANGAN MELALUI KELOMPOK
TEMAN SEBAYA.
Teman
sebaya mempunyai peranan penting bagi remaja. Remaja sering menempatkan teman
sebaya dalam posisi prioritas apabila dibandingkan dengan orangtua , atau guru
dalam menyatakan kesetiaannya.
2. MENCAPAI
PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN PRIBADI
Remaja
merupakan periode perkembangan kearah otonomi (kemandirian) atau independensi
pribadi. Untuk mencapai aspek perkembangan ini, remaja harus dapat
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan: (1) Menerima keadaan fisiknya dan
memanfaatkannya secar efektif : (2) Mencapai kemandirian emosional dari
orangtua atau orang dewasa lainnya (3) Mencapai jaminian kemandirian ekonomi :
(4) Melih dan mempersiapkan suatu pekerjaan : (5) Mempersiapkan pernikahan dan
hidup berkeluarga : dan (6) Mengembangka konsep dan keterampilan intelektual
yang perlu bagi kompentensi sebagai warga negara.
3. PENGEMBANGAN
KEIMANAN DAN KETAKWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Tugas
perkembangan ini berkaitan dengan hakikat manusia sebagai mahluk hidup, yang
mempunyai tugaas suci untuk beribadah kepadanya.Ibadah ini misinya adalah untuk
memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan atau kenyamanan hidup, baik di dunia
maupun di akhiarat.
BAB 5
ASPEK – ASPEK PERKEMBANGAN
Aspek-aspek
perkembangan ini meliputi : fisik, intelegensi (kecerdasan), aemosi, bahasa,
sosial, kepeibadian, moral dan kesadaran beragama.
A.
PERKEMBANGAN FISIK.
Fisik
atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangan
mengagungkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal dalam
(kandungan).
B.
PERKEMBANGAN
INTELIGENSI
1.
PENGERTIAN KECERDASAN
Inteligensi
bukanlah suatu yang bersifat kebendaan,malaingkan suatu fiksi ilmiah untuk
mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
2.
TEORI-TEORI INTELIGENSI
a.
Teori “two factors”
Teori
ini ditemukan oleh charies spearman (1904). Dia berpendapat bahwa inteligensi
itu meliputi kmanpuan umum yang di beri kode “g” (general factors), dan kemampuan khusus yang diberi kode”s” (specific factors). Setiap individu
memiliki kedua kemanpuan ini yang keduanya menentukan penanpilan atau perilaku
mentalnya.
b.
Teori “primary
mentalabilities”
Teori
ini dikemukakan oleh thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa inteligensi
merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu (a) kemampuan berbahasa:
verbal comprehension: (b) kemampuan mengingat : memory; (c) kemampuan nalar atau
berfikir logis ; reasoning ; (d)
kemapuan tilikan ruang ; spatial factor ;
(e) kemampuan bilangan ; numerical
ability; (f) kemampuan menggunakan kata-kata ; word fluency ; dan (g) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat
; perceptual speed.
c.
Teori “ Multiple
intelegence”
Teori
ini dikemukakan oleh J.P. Gulfrog dan Howard Gardner. Gulfrog berpendapat bahwa
intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “faces of intellect” , yaitu sebagai
berikut :
1.
Operasi
mental (proses berfikir)
2.
Content ( isi yang
dipikirkan)
3.
Product (hasil
berfikir)
d.
Teori “Triachic of
Intellegence”
Teori
ini di kemukakan oleh Robert Stemberg (1985,1990). Teori ini merupakan
pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi
1.
Proses Mental
(Berfikir)
a.
Meta Component :
perencanaan aturan, seleksi strategi, dan monitoring (pemantauan)
b.
Performance Components
: melaksakan strategi yang terseleksi
c.
Knowledge – Acquesition
Components: memperoleh pengetahuan baru, seperti: memisahkan informasi yang
relevan dengan yang tidak relevan dalam rangka memahami konsep-konsep baru.
2.
Coping With new
experience
Tingkah
laku inteligen dibentuk melalui dua karakteristik, yaitu:
a.
Insight, atau kemampuan
untuk menghadapi situasi baru secara efektif
b.
Automaticity, atau
kemampuan untuk berfikir dan memecahkan masalah secara otomatis dan efesien
c.
Adapting To environment
d.
Yaitu kemampuan untuk
memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan.
3.
PENYEBARAN INTELIGENSI
Berdasarkan hasil
pengukuran atau tes inteligensi terhadap sampel yang dipandang mencerminkan
populasinya.
4. BEBERAPA
CIRI YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKATAN INTELIGENSI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
PROSES BELAJAR (NANA SY. S. DAN M. SURYA.1975)
a.
Idiot IQ:0-29. Idiot
merupakan kelompok individu terbelakan yang paling rendah tadak dapat berbicara
atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja
b.
Imbecile IQ: 30-40.
Kelompok imbecile setinkat lebih tinggi dari anak idiot. Ia dapat belajar
berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti.
c.
Moron atau debil (mentally handicapped/mentally retarted),IQ:
50-69.
d.
Kelompok bodoh (dull/bordeline), IQ: 70-79. Kelompok
ini berada di atas kelompok terbelakan dan di bawah kelompok normal (sebagai
batas).
e.
Normal rendah (below avarage), IQ: 80-89. Kelompok ini
termasuk kelompok normal, rata- rata atau sedang tetapi pada tingkat terbawah.
Mereka agak lambat dalam belajarnya.
f.
Normal sedang,
IQ:90-109.kelompok ini merupakan kelompokyang normal atau rata-rata.
g.
Normal tinggi (above average), IQ: 110-119. Kelompok
ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat yang
tinggi.
h.
Cerdas (superior). IQ: 120-129.kelompok ini
sangat berhasil dalam peker jaan sekolah/akademik.
i.
Sangat cerdas (very superior/gifted), IQ: 130-139.
Anak-anak gifted/very superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan
tentang bilangan yang sangat baik, perbendaharaan kata yang luas dan cepat
memahami pengertian yang abstrak.
j.
Genius IQ: 140 keatas.
Kelompok ini kemampuannyasangat luar biasa. Mereka pada umumnya memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah dan menemukan suatu yang baru walaupun
mereka tidak bersekolah.
C.
PERKEMBANGAN EMOSI
1. PENGERTIAN
EMOSI
menurut
englishand english ,emosi adalah “A
complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular
activies”(suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik
kegiatan kelenjar dan motoris.
2. PENGARUH
EMOSI TERHADAP PERILAKU DAN PERUBAHAN FISIK INDIVIDU
Dalam
pengertian diatas, dikemukakan bahwa emosi ini merupakanwarna efektif yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu
a.
Memperkuat semangat
b.
Melemahkan semangat
c.
Menghambat atau
mengganggu konsentrasi belajar
d.
Terganggu penyesuaian
sosial
e.
Suasana emosional yang
diteriman dandialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di
kemudian hari.
3. CIRI-CIRI
EMOSI
Emosi
sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Lebih bersifat
subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan
beroikir.
b.
Bersipat fluktuatif
(tidak tetap).
c.
Banyak bersangkut paut
dengan peristiwa pengenalan panca indera.
4. PENGELOMPOKAN
EMOSI
Emosi
dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi
kejiwaan (psikis).
a.
Emosi
sensoris.
b.
Emosi
psikis.
5. TEORI-TEORI EMOSI
Canon
bard merumuskan teori tentang pengaruh fisiologi terhadap emosi.
D.
PERKEMBANGAN BAHASA
1.
MAKNA BAHASA
Basa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasa dengan orang lain. Dalam pengertian
ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana fikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengunggkapkan suatu
pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,isyarat, bilangan,
lukisan, dan mimit muka.Perkembangan fikiran itu dimulai pada usia 1,6 – 2,0
tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju
perkembangan itu sebagai berikut;
a.
Usia 1,6 tahun, anak
dapat menyusun pendapat positif, seperti “ Bapak Makan”.
b.
Usia 2,6 tahun, anak
dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal), seperti : “Bapak Tidak Makan”.
c.
Pada usia selanjutnya,
anak dapat menyusun pendapat :
1)
Kritikan : “ini tidak
boleh, ini tisak baik” .
2)
Keragu-raguan :
barangkali, mungkin, biasa jadi. Ini terjadi apabila anak sudah menyadari akan
kemungkinan kekilafannya.
3)
Menarik kesimpulan
anlogi, seperti : anak melihat ayahnya tidur karena sakit, pada waktu lain anak
melihat ibunya tidur, dia mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit.
2.
TUGAS – TUGAS
PERKEMBANGAN BAHASA
Dalam
bebahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok yang
satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas
yang satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya.
Keempat tugas itu adalah sebagai berikut:
1.
Pemahaman
2.
Pengembangan
perbendaharaan kata
3.
Penyusunsan kata-kata
menjadi kalimat
4.
Ucapan
3.
TIPE PERKEMBANGAN
BAHASA
Ada
dua tipe perkembangan bahasa anak , yaitu sebagai berikut.
1.
Igocentrik speech,
yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).
2.
Socialized speech, yang
terjadi ketika berlangsung kontak anatara dengan temannya atau dengan
lingkungannya.
4.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENAGARUHI PERKEMBANGAN BASA
Perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh fakto-faktor kesehatan, inteligensi, status sosial
ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga
1.
Faktor kesehatan
2.
Inteligensi
3.
Status sosial ekonomi
keluarga
4.
Jenis kelamin(sex)
5.
Hubungan keluarga
E.
PERKEMBANGAN SOSIAL
1.
MAKNA PERKEMBANGAN
SOSIAL
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
2.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
Kepribadian
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan
(seperti : fisik, sosial, kebudayaan, spritual).
a.
Fisik . Faktor fisik
yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh
(lansing, gemuk, pendek, atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik),
kesehatan sehat atau sakit-sakitan), keutuha tubuh(utuh atau cacat), dan
keberfungsian organ tubuh.
b.
Inteligensi. Tingkat
inteligensi individu dapat mempengaruhi kepribadiannya.
c.
Keluarga. Suasana atau
iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.
d.
Teman sebaya. Setelah
masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota
dari kelompoknya.
e.
Kebudayaan. Setiap
kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku bangsa) memiliki tradisi, adat,
atau kebudayaan yang khas.
5.
PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Meskipun kepribadian
seseorang itu relatif
konstan, namun dalam kenyataa
sering ditemukan bahwa
perubahan kepribadian itu
dapat dan mungkin
terjadi. Fenton [e.hurlock,
1956]menglafikasikan faktor faktor
yang menyebabkan terjadinya
perubahan kepribadian ke
dalam tiga kategori, yaitu;
a.
faktor organik,
b.
Faktor lingkungan
sosial budaya,
c.
Faktor dari dalam
individu itu sendiri,
6.
KARAKTERISTIK
KEPRIBADIAN
Salah
satu kata kunci dari defenisi kepribadian adalah “penyesuaian (adjusment) :
Menurut Alexsander A. Schneiders (1964), penyesuain itu dapat diartikan sebagai
“ suatu
proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosioanal,frustasi dan
konflik dan memelihara keharmonisan antar pemenuhan kebutuhan tersebut dengan
tuntutan (norma) lingkungan”.E.H. Hurlock (1986) mengemukakan bahwa penyesuaian
yang sehat atau berkepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai dengan klarakteristik
sebagai berikut.
a. Mampu
menilai diri secara realistik.
b. Mampu
menilai sesuatu secara realistik .
c. Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.
d. Menerima
tanggung jawab.
e. Kemandirian
(autonomi).
f. Dapat
mengontrol emosi.
g. Beriorentasi
tujuan.
h. Beriorentasi
keluar.
i.
Penerimaan sosial.
j.
Memiliki filsafat
hidup.
k. Berbahagia.
F.
PERKEMBANGAN MORAL
1.
PENGERTIAN MORAL
Istilah
moral berasal dari kata latin “mos” (Moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
perinsip moral.
2.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL
Perkembangan
moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya.Beberapa sikap
orangtua yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan perkembanga moral anak, dianatanya sebagai berikut :
a.
Konsisten dalam
mendidik anak
b.
Sikap orangtua dalam
keluarga
c.
Penghayatan dan
pengalaman agama yang dianut
d.
Sikap konsisten
orangtua dalam menerapkan norma
Orang
yang tidak menghendakianaknya berbohong.
3.
PROSES PERKEMBANGAN
MORAL
Perkembangan
moral anak dapat bergabung melalui beberapa cara, sebagai berikut:
1.
Pendidikan langsung
2.
Identifikasi
3.
Proses coba-coba (trial
& error)
G.
PERKEMBANGAN KESADARAN
BERAGAMA
1.
FAKTOR PEMBAWAAN
(INTERNAL)
Perbedaan
hakiki anatara manusia dan hewan adalah bahwa manuisia mempunyai fitrah
(pembawaan) beragama (homo releghius). Setiap manusia yang lahir ke dunia ini,
baik yuang masih premitif bersahaja, maupun yang sudah modern, baik yang lahir
di negara komunis maupun kapitalis, baik yang lahir dari orangtua yang saleh
maupun yang jahat .
2.
FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor
pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai kecenderungan
untuk berkembanagan. Namun perkembangan itu tidak akan terjadi manakala tidak
ada faktor luar (eksternal) yang memberikan rangsangan atau stimulus yang
memungkinkan fitrah itu berkembangan dengan sebaik-baikya.
a.
Lingkungan keluarga
Keluarga
merupakn lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan
keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah domoinan.
b.
Lingkungan sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program yang sistemik dalam
melaksakan bimbingan, pengajaran dal latihan kepada anak (siswa) agar mereka berkembang sesuai dengan
potensinya. Faktor lainnya yang menunjang perkembangan fitrah beragama siswa
adalah :
1.
Kepedulian kepada
sekolah, guru-guru dan staf sekolah lainnya terhadap pelaksanaan pendidikan
agama (penanaman nilai-nilai agama) si sekolah, baik melalui pemberian contoh
dalam bertutur kata, berperilaku dan berpakaian yang sesuai dengan ajaran
islam.
2.
Tersedianya sarana
ibadah yang memadai dan memungsikannya secara optimal.
3.
Penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikukuler kerohanian bagi para siswa dan ceramah-ceramah atau
diskusi keagamaan secara rutin
c.
Lingkungan masyarakat
Yang
dimaksud lingkungan masyarakat di sini adalah situasi atau kondisi interaksi
Sosial
dan sosiokultural yang secar potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah
beragama atau kesadaran beragama individu.
1.
Proses perkembangan
keiman
Manusia
diciptakan dengan membawa dua potensi atau disposisi yang sama-sama berkembang.
Dua potensi ini tercantum dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syams, ayat 8-10. Yang
artinya “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu “fujur” dan “takwa”
sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya itu (dengan takwa) dan
merugialah orang yang mengotorinya (dengan fujur).
2.
Konflik keyakinan
dengan situasi kehidupan sosial
Masalah
besar yang terjadi dalam kehidupan adalah munculnya berbagai kondisi yang
bertentangan dengan nilai-nilai keimanan atau agama yang dianut.
BAB 6
KARAKTERISTIOK SETIAP FASE PERKEMBANGAN
Pada bab
ini akan di bahas
karakteristik [ciri ciri] sertiap
fase perkembangan ;orok,bayi kanak
kanak [prasekolah] ,anak [usia
sd] dan remaja.
A. KARASTERISTIK PERKEMBANGAN
PADA FASE OROK
Masa orok
merupakan masa perkembangan
yang terpendek dalam
kehidupan manusia. Dimulai sejak
iahir sampai usia
dua minggu. Masa orok biasanya di bagi dalam dua masa
,yakni dua masa pertunate
yang berlangsung selama 15-30
menit pertama sejak lahir sampai tali pusatnya digunting , dan masa neonate, yaitu sejak pengguntingan tali
pusat sampai usia dua minggu.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Saat lahir ,pada
umumnya berat orok badan kira kira 3,5 kg
panjangnya 50 cm.
2. Kegiatan-Kegiatan
orok
a. Kegiatan
menyeluruh
Kegiatan ini mencangkup
kegiatan-kegiatan umum dari seluruh badan.
b. Kegiatan
khusus
Kegiatn ini mencangkup
kegiatan-kegiatan refleks yang merupakan respons (reaksi) yang tidak disadri terhadap
perangsang –perangsang tertentu.
3.
Vokalisasi
Perkembangan
vokal (suara) anak dimuali dengan menagis yang biasanya dimulai pada waktu
lahir.
4.
Perkembangan
kepribadian
Dasar-dasar kepribadian seperti halnya dengan sifatsifat
fisik dan psikis lainnya berasal dari sifat-sifat kebakaan yang menjadi matang.
B. FASE
BAYI
Masa bayi dimulai sejak berakhirnya
masa orok sampai akhir tahun kedua dari kehipan . masa bayi memiliki ciri ; perkembangan fisik , inteligensi , emosi ,bahasa ,bermain ,pengertian
,kepribadian , moral , dan kesadaran beragama . uraian lebih lanjut sebagai
berikut .
1. PERKEMBANGAN
FISIK
a. Pada tahun pertama
pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengedur.
b. Pola perkembangan bayi
pria dan wanita sama.
c. tinggi
badang secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama
tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d. dari
20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa banyi terakhir.
e. pertumbuhan
otok tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala.
f. organ
keindraan berkembang dengan cepat selama masa banyi dan sanggup berfungsi
dengan . memuaskan sejak bulan-bulan pertama dari kehidupan.
g. fungsi-fungsi
fisiologis.
h. h.perkembangan
penguasaan otot-otot.
2. PERKEMBANGAN
INTELIGENSI
Sejak
tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak dalam
tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dan berbicara.
3. PERKEMBANGAN
EMOSI
a. usai
0,0-8 minggu
kehidupan banyi sangat dikuasai emosi
(impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi (fisik), dengan
kualitas perasaan: senang (lice)dan
tidak senang (dislice) jasmaniah.
b. usia
8 minggu – 1 tahun 3,0 tahun gejala-gejala perkembangan emosi pada usia ini,
perkembangan emosinya sebagai berikut.
1) emosinya
sudah mulai terarah pada suatu (orang,
benda atau makhluk lain).
2) sejajar
dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak dapat
menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
3) sifat-sifat
perasaan anak pada fase ini:
a. labil,
artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, kemudian tertawa.
b. mudah
“tersulut” (dipengaruhi) tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
3. PERKEMBANGAN
BAHASA
Ada
tiga bentuk prabahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan bahasa, yakni
menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena merupakan
dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya.
4. PERKEMBANGAN
BERMAIN
Bermain atau setiap kegiatan yang
menimbulkan kesenangan, dimulai dalm beentuk sederhana pada masa bayi bermain
pada masa ini terutama terdiri dari gejala-gejala gerakan motorik yang tidak
menentu dan perangsangan organ-organ keidraan.
5. PERKEMBANGAN
PENGERTIAN
Bayi memulai
hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian apa yang ada di lingkungannya.
6. PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Pada masa ini
masih berkembang sikap egosentris (aku di pusat). Ini berarti bahwa anak
memandang segala suatu silihat dari suidut pandang sendiri, dan ditujukan untuk
kepentingan dirinya sendiri.
7. PERKEMBANAGAN
MORAL
Seorang anak
yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang baik dan apa yang
tidak baik. Pada masa ini (bayi) tingkah laku anak hampir semuanya didominasi
oleh dorongan naluria belaklang (inpulsift) .Pada masa ini, anak cenderung suka
mengulangi perbuatan yang menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang
menyakitkan (tidak menyenangkan). Dengna melihat kecenderungan perilaku anak
tersebut maka untuk menanamkan konsep-konsep moral pada anak, sebaiknya
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Berilah
pujian.
b. Berilah
hukuman.
c.
H. PERKEMBANGAN
KESADARAN BERAGAMA
Menurut Arnold Gessel,
anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan ketuhanan, perasaan ini sanagat
memegang oeranan penting dalm diri peribadi anak-anak. Perasaan ketuhanana pada
usia ini merupakan pundamen bagi pengembangan perasaan ketuhan periode
berikutnya.
a. Mengenalkan
konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa.
b. Memperlakukan
anak dengan kasih sayang.
c. Memberikan
dalam mengamalkan ajaran agama secara baik.
I. FASE
PRASEKOLAH (USIA TAMAN KANAK-KANAK)
Anak usia prasekolah merupakan fase
perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran
kan dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training), dan mengenal beberapa
hal yang dianggap berbaahaya (mencelakakan dirinya).
1. PERKEMBANGAN
FISIK
Perkembanagan
fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.Proporsi tubuhnya
berubah secara dramastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rat tinggih sekitar
80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia lima tahun,
tinggihnya sudah mencapai sekitar 100-110 cm.Pertumbuhan otaknya pada usia lima
tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan 90% pada usia enam tahun. Disamping itu pada usia
ini banayk juga perubahan fisiologis
lainnay : seperti (1) pernapasan menjadi lebih lambat dan mendalam dan (2)
denyut jantung lebih lambat dan menetap.
2. PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL.
Menurut
piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana
anak belum mampu mengusai operasi mental secara legal.Keterbatasan yang
memadai, atau yang menjadi karakteristik periode preoperasional ini adalah
sebagai berikut.
a. Egosentrisme,
yang maksudnya bukan “selfisnhess” (egois), atau arogan (sombong), namun
merujuk kepada (1) diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak
sempurna, dan (2) kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan
sesuatu berdasarkan sudut pandang sendir.
b. Kaku
dalam berpikir (rigidity of thought). Karakteristik berpikir preoperasional
adalah kaku (frosen).
c. Semilogical
reasoning. Anak-anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang
misterius, yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
3. PERKEMBANGAN
EMOSIONAL
Pada
usia 4 tahun , anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya) erbeda dengan bukan aku, (orang lain atau
benda).Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai
berikut:
a. Takut.
b. Cemas.
c. Marah.
d. Cemburu.
e. Kegembiraan,
Kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena terpenuhi
keinginannya.
f. Kasih
sayang.
g. Phobi
h. Ingin
tahu
4. PERKEMBANGAN
BAHASAPerkembangan bahasa anak usia prasekolah, dapat diklasifikasikan ke dalam
dua tahap (sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya) yaitu sebagai berikut.
a. Masa Ketiga (2,0-2,6)
b. Masa
keempat (2,6-6,0)
5. PERKEMBANGAN
SOSIAL
Pada usi
prasekolah (terutama mulai usia 4 tahun), perkembangan sosial anak sudah
tampak jelas, karena mereka sudah mulai
aktif berhubungan dengan teman sebayanya.
a. Anak
mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan keluarga maupun dalam
lingkungan bermain.
b. Sedikit
demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c. Anak
mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.
d. Anak
mulai dapak bermain bersama anak-anak
lain, atau teman sebaya (peer group).
6. PERKEMBANGAN
BERMAIN
usia
anak prasekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya
diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain di sini
adalah suatu kegiaatan yang dilakukan denagan kebebasan batin untuk memperoleh
kesenangan.
7. PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Masa
ini lazin disebut masa trotzalter, periode perlawanan atau masa kritis pertama.
a. Dependency &self –
image
Konsep anak prasekolah tentang dirinya
sulit sulit dipahami dan dianalisis, karena keterampilang bahasanya belum
jelas, dan pandangannya terhadap orang lain masih egosentris.
b.
Initiative
vs Guilt
Erik Erikson mengemukakan suatu teori
bahwa anak prasekolah mengalami suatu krisis perkembnangan, karena mereka
menjadi kurang dependen, dan mengalami komflik antara “initiative dan guilt”.
8. PERKEMBANGAN
MORAL
Pada masa ini,
anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya
(orang tua, saudara dan teman sebaya). Melalui pengalaman berinteraksi dengan
orang lain (orang tua, saudara dan teman sebaya) anak belajar memahami tentang
kegiatan atau perilaku mana yang baik/boleh/diterima/disetujui atau buruk,tidak
boleh/ditolak/tidak disetujui.
9. PERKEMBANGAN
KESADARAN BERAGAMA
Kesadaran
beragama pada usia ini ditandai dengan ciri – ciri sebagai berikut.
a. Sikap
keagamaannya bersifat reseptif (menerima) maskipun banyak bertanya
b. Pandangan
ketuhanannya bersifat anthropormorph (dipersonifikasikan
c. Penghayatan
secara rohaniah masih superficial (belum
mendalam) meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan ritual.
d. Hal
ketuhanan dipahamkan secara idiosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai
dengan taraf berpikirnya yang masih bersifat egosentrik (memandang segala
sesuatu dari sudut dirinya) (abin syamsuddin makmun,1996).
7. FASE
ANAK SEKOLAH (USIA SEKOLAH DASAR)
1. PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL
Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun)
anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menurut kemampuang intelektual atau kemampuang kognitif (seperti:
membaca,menulis dan menghitung).
2. PERKEMBANGAN
BAHASA
Bahasa adalah sarana berkomunikasih
dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk
berkomunikasih, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan,
lisan, lambang, gambar atau tulisan.
3. PERKEMBANGAN
SOSIAL
Maksud perkembangan sosial ini adalah
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai
proses belajar untuk menyusuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan
moral (agama). Berkat perkembangan sosial, anak dapat manyesuaikan dirinya
dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
4. PERKEMBANGAN
EMOSI
Menginjak usia sekolah, anak mulai
menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di
masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan
mengontrol ekspresi emosinya.emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar.
5. PERKEMBANGAN
MORAL
Anak mulai mengenal konsep moral
(mengenal benar salah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan
keluarga.pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau
tuntutan dari orang tua lingkungan sosialnya.sedankan perbuatan jujur, adil,
dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan suatu yang benar/baik.
6. PERKEMBANGAN
PENGHAYATAN KEAGAMAAN
Pada masa ini, perkembangan penghayatan
keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Sikap
keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
b. Pandangan
dan pahan ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang berpedoman pada indikator alam semester sebagai manifestasi dari
keagungan-nya.
c. Penghayatan
secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya
sebagai keharusan moral (abin syamsuddin M, 1996).
7. PERKEMBANGAN
MOTORIK
Seiring dengan perkembangan fisiknya
yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi
dengan baik. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilang.
8. FASE
REMAJA
1. MAKNA
REMAJA
Fase remaja merupakan segmen
perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya
organ-organ fisik (seksual) sehingga
mapu bereproduksi.
2. KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN
Masa remaja merupakan salah satu di
antara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi perklembangan
fisik yang sangat pesat.
3. PROBLEME
REMAJA
Remaja sebagai individu sedang berada
dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsu
Yusuf LN. (1998) Model Bimbingan dan Konseling dengan
pendekatan Ekologis. Disertai.Bandung Pascasarjana IKIP Bandung.
Comments